Kasih Menyakinkan Suamiku

0
524 views
Ilustrasi -. (UniFrance)

Jumat, 3 Juni 2022

  • Kis.25:13-21.
  • Mzm: 103:1-2.11-12.19-20b.
  • Yoh. 21:15-19.

MENGASIHI seseorang secara total bukan perkara mudah. Ada banyak pertimbangan yang berbeda satu sama lain dalam hidup bersama.

Betapa sulitnya hidup dalam situasi seperti ini, hingga kadang terasa berjalan dengan satu kaki, hingga kita harus punya cara yang khas dalam mengungkapkan pikiran dan harapan kepada sesama.

Di sinilah perintah untuk saling mengasihi sebagaimana Tuhan mengasihi kita mungkin merupakan tantangan dan perjuangan terbesar kita.

“Selama ini suami saya dengan setia mengantar saya ke gereja, baik itu untuk mengikuti Perayaan Ekaristi maupun kegiatan pelayanan,” kata seorang ibu.

“Sejak menikah, kami sepakat untuk menjalani panggilan hati masing-masing,” sambungnya.

“Suami saya hampir kenal dengan semua umat dan pastor serta frater yang berkarya di sini,” ujarnya.

“Di dalam hati selalu saya berdoa, semoga suamiku bukan hanya mau mengantarku ke gereja namun suatu hari bisa duduk bersamaku di dalam gereja dan berdoa bersamaku,”harapnya.

“Hingga suatu hari ketika kami bersama pulang dari ziarah ke Gua Maria, suami saya bilang jika dia ingin ke gereja,” kenangnya.

“Saya ingin bersama kalian berdoa dan menjalani hidup sebagai orang Katolik,” kata suami saya.

“Selama ini saya mengamati dan merasakan betapa damainya hidup bersama kalian dan berjumpa dengan umat yang lain,” lanjutnya.

“Saya merasakan betapa kasih dan perhatian sangat tampak dan nyata dalam kebersamaan dengan umat, dan bersama para pastor serta dengan sesama,” ujarnya.

“Anakku langsung merangkul ayahnya, dengan wajah yang sangat bahagia, dan kemudian kami berempat saling berpelukan,” kenang ibu itu.

“Terimakasih Tuhan Yesus, Engkau telah memanggil suamiku, terima kasih suamiku engkau telah membuka hati pada panggilan Tuhan,” kataku lirih dengan air mata bahagia berlinang di pipiku.

“Jalan panjang dan berliku kami sekeluarga akhirnya bermuara pada sebuah samudera kebahagian yang tiada taranya, kini kami bisa berlayar dengan satu nahkoda dan satu tujuan,” tegas ibu itu.

“Kuasa kasih itu luar biasa, suamiku mau menjadi pengikut Tuhan Yesus karena melihat dan merasakan serta menemukan pengalaman kasih di antar kami dan juga di antara umat Katolik,” lanjutnya

“Kasih menjadi sebuah pewartaan tanpa kata namun memberikan kesaksian yang nyata,” tegasnya lagi.

Dalam bacaan Injil hari ini, kita dengar demikian.

Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?”

Jawab Petrus kepada-Nya: “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.”

Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”

Kasih dan cinta itu bukan hanya sebuah teori namun semua aksi yang menyentuh hati hingga terpatri di hati mereka yang mengalaminya.

Kasih itu mengubah orang. Karena kasih sejati itu berasal dari Tuhan, dan kiita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.

Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.

Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.”

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku telah bertindak dengan baik dan penuh kasih dalam menjalankan tugas yang dipercayakan padaku?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here