Kasih Nyata dalam Pelayanan dan Keteladanan

0
589 views
Melakukan pembasuhan kaki tanda kerendahan hati dan pelayanan total seorang Pater Jenderal MSC yang baru. (Ist)

Kamis Putih, 14 April 2022

  • Kel. 12:1-8.11-14.
  • Mzm. 116:12-13.15-16bc.17-18.
  • 1Kor. 11:23-26.
  • Yoh. 13:1-15

PELAYANAN dan keteladanan, itulah dua hal yang Yesus berikan kepada para murid, dan kepada orang banyak di masa itu, serta kepada kita hari ini, ketika kita merayakan Perjamuan Malam Terakhir Tuhan.

Tuhan melayani karena kasih dan dengan kasih. Ia memberikan teladan dalam hal saling mengasihi.

Sebelum Yesus secara khusus meminta kepada para murid untuk melayani dan menjadi teladan bagi banyak orang,

Yesus telah lebih dahulu melakukannya. Ia menunjukkan kasih-Nya dan memberikan kasih tanpa syarat dan tanpa batas. Ia melayani tanpa pandang bulu.

“Tidak akan pernah saya lupakan pengalaman waktu study dulu,” kata seorang bapak.

“Bukan soal pelajaran atau pertemanan melainkan teladan para guru dan karyawan serta pengurus yayasan,” lanjutnya.

“Mereka menunjukkan bahwa sekolah adalah rumah bersama, suasana relasi yang terbangun sangat akrab, hangat dan penuh keteladanan,” sambungnya.

“Tidak pernah saya lupakan bagaimana bapak guru berhenti sebentar di depan kelas, karena keset yang ada di depan pintu letaknya menceng, dan dia luruskan,” kenangnya.

“Kerapian, keteraturan dan kedisilpinan sungguh terbangun dalam sekolah itu, maka saya selalu berpikir ini bukan sekedar lembaga pendidikan, namun sebuah komunitas,” lanjutnya.

“Setiap ada kegiatan sekolah, mulai kepala sekolah, guru dan karyawan hadir, dan setelah selesai kami semua beres-beres ruangan dan tempat kegiatan secara bersama-sama,” cetusnya.

“Semua bekerja dan baru akan pulang setelah semua semua beres dan selesai serta teratur rapi seperti sedia kala,” ujarnya.

“Apa yang diteladankan Bruder Kepala Sekolah dan para guru itu terparti di hatiku, mereka memberi teladan rasa tanggungjawab, kerendahan hati, saling melayani dan saling menolong,” katanya.

“Mereka tidak takut kotor, tidak takut keringat dan debu, mereka telah menunjukkan bagaimana menghidupi semboya, ‘berat sama dipikul dan ringan sama dinjinjing.’ Tidak ada yang dikurbankan namun semua diusahakan bisa senang dan bahagia,” lanjutnya.

“Mereka tidak hanya berkata dan menyuruh melainkan bertindak nyata, hingga kebiasaan itu menjadi habitus yang berjalan dari tahun ke tahun,” lanjutnya lagi.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.

Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.”

Yesus memperagakan pengajaran-Nya tentang kasih kepada murid-murid dengan bertindak layaknya seorang hamba yang membasuh kaki mereka satu per satu.

Yesus menampilkan diri sebagai seorang hamba yang rendah hati, mencuci kaki para rasul yang adalah murid-Nya.

Kita dipanggil untuk menjadi orang yang tidak egois, tetapi berani merendahkan hati, merendahkan diri, mau melayani dan memberkati seperti tindakan Sang Guru dan Tuhan kita.

Bagaimana dengan diriku?

Beranikah aku mengubah pola pikirku yang ingin selalu dihormati?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here