Lagu ini tahun lalu dibuat khusus untuk mengiringi upacara pembasuhan kaki di Misa Kamis Putih Keuskupan Agung Semarang bersama Mgr Rubyatmoko
April 2020, awal masa pandemi Covid 19 yang terasa amat mencekam. Kalangan medis masih meraba-raba dalam gelap cara mengobati orang yang terinfeksi virus SARS-Cov2 ini. Epidemiolog masih menebak-nebak dari mana asal virus, bagaimana cara penularan dan penyebarannya. Umat juga masih syok dengan keputusan pelaksanaan misa secara daring, apalagi menjelang Perayaan Paskah, hari besar bagi orang Katolik.
Adalah Romo Yustinus Slamet Witokaryono, Pr [ Ketua KOMSOS Keuskupan Agung Semarang waktu itu ] meminta saya membuatkan lagu untuk mengiringi ilustrasi upacara pembasuhan kaki pada misa Kamis Putih yang dipimpin oleh Mgr. Rubyatmoko secara daring. Romo Petrus Noegroho Agoeng S, Pr. menulis syair indah yang mampu terangkai menjadi lagu baru bermelodi sendu.
Staying home — slogan waktu itu – menghentikan segala aktivitas sekolah untuk beberapa waktu. Hal ini menjadikan putra putri Damian Alma bersedia memainkan instrumen musiknya. Lauda Pascha Agmano, SKG meniup klarinet, Tiara Agma Vanya menggesek cello. Suami yang amat sabar, drg. Agus Sri Gunarto, SpBM dengan senang hati dan bersemangat menjadi operator home recording itu dengan alat terbatas yang dimilikinya. Birkin – anjing minipom di rumah itu, yang biasanya hectic menggonggong setiap mendengar suara klarinet malam itu kalem. Sekalem jalanan yang sudah beberapa minggu memang amat sepi.
Aransemen sederhana hanya sekadar coretan tulisan tangan saya yang menahan diri agar tidak menjadi ambisius memaksa kedua anaknya memainkan part yang sulit. Rekaman diambil berkali-kali hingga jam 1 pagi, sampai akhirnya kami berempat kelelahan dan sudah cukup puas dengan hasilnya. Bungkus!
File iringan dikirim secara elektronik kepada Frater ‘Oot’ Dre Christian untuk direkam sendiri di Seminari Tinggi Kentungan yang tenang dan sunyi. Jadilah lagu itu dengan penyanyi bersuara gandem menggetarkan kalbu. Lagu ini kemudian diserahkan kepada Romo Wito untuk diunggah pada Misa Kamis Putih daring untuk mengiringi ilustrasi ritual pembasuhan kaki.
Setelah rangkaian Paskah, versi kedua lagu ini dinyanyikan oleh penyanyi cantik Asriuni Pradipta (Achi – yang juga penyanyi Doa Komuni Spiritual). Dalam video klip divisualisasikan Achi membasuh kaki ibundanya sendiri Ibu Laksmi Lastari . Video ini dikemas apik dalam bentuk video oleh kru KOMSOS KAS di bawah pengarahan Romo Wito.
Suara kedua penyanyi yang sama bagusnya, namun dengan nuansa yang berbeda ini diolah oleh Cornelius Christyan di studionya Rumah Tua. Hasil karyanya mengatasi segala kekurangan dalam home recording. Menjadikan karya sederhana lebih sempurna. Karya yang tercipta, tanpa terbayang bahwa tiga minggu kemudian lahir lagu Doa Komuni Spiritual yang amat fenomenal.
Setahun berlalu, dan pandemi masih ada. Sebagian umat tetap belum bisa beribadah di Gereja karena kondisi kesehatan dan kondisi mereka. Semoga Gusti Allah selalu menjaga kita melewati masa-masa berat ini. Selamat berkontemplasi sambil merayakan Tri Hari Suci.