Kasih Setia Tuhan Mengubah Hati Manusia

0
72 views
Ilustrasi: Sahabat by Debra Bannister.

Sabtu, 29 Juni 2024
Hari Raya Santo Petrus dan Paulus

Kis. 12:1-11.
Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9.
2Tim. 4:6-8,17-18
Mat. 16:13-19.

ADA banyak perbedaan yang terjadi dalam hidup. Cara berpikir, cara menilai, cara bersikap, sampai berpenampilan. Perbedaan ini lahir secara alami dari masing-masing orang. Maka sudah sewajarnya tidak semua bisa diseragamkan menjadi sama. Dari itu diperlukan sikap menerima dan menghargai dari perbedaan yang ada.

Hari ini, kita merayakan Pesta Santo Petrus dan Santo Paulus, meskipun berbeda latar belakang dan karakter, memiliki satu tujuan yang sama: mewartakan Kristus kepada dunia. Mereka menghadapi penderitaan, penolakan, bahkan kematian demi iman mereka. Namun, mereka tidak pernah goyah dalam pengakuan iman mereka kepada Kristus.

Melalui kisah hidup Santo Petrus dan Paulus kita bisa belajar bahwa tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan, bahwa kasih-Nya mampu mengubah hati yang keras menjadi hati yang lembut, dan bahwa setiap orang, tanpa memandang latar belakang atau dosa, dapat menjadi alat dalam tangan-Nya untuk menyebarkan kasih dan kebenaran.

“Sebagai seorang imam, saya tidak pernah bisa memilih dan tidak akan pernah memilih ditugaskan dan berkomunitas dengan siapa,” kata seorang imam dalam sebuah rekoleksi.

“Saya hanya berusaha melihat bahwa siapa pun yang akan bersama saya dalam pelayanan adalah saudara saya dalam mewartakan kebaikan Tuhan.

Gaya dan penampilan mungkin bisa sangat berbeda dengan saya, namun tujuan utama pastilah sama yakni menjadi pribadi yang diutus membawa kasih Kristus.

Tidak perlu membicarakan perbedaan yang mungkin ada; apalagi dengan orang lain atau umat. Cukup memahami dan hadir serta mendoakan karena kami ada dan bersama untuk Tuhan sang pemilik Gereja, yakni Kristus,” syering imam itu.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga.”

Santo Petrus, yang diberi nama Simon, adalah sosok yang memimpin di antara para rasul, dipilih oleh Yesus sendiri untuk menjadi “batu karang” gereja-Nya.

Meskipun awalnya penuh dengan ketakutan dan kelemahan, ia berkembang menjadi pilar kekuatan yang berani dan tak kenal lelah dalam mewartakan kabar sukacita tentang Kristus, bahkan sampai ke ujung dunia.

Santo Paulus, sebelumnya dikenal sebagai Saulus, adalah seorang penganiaya awal jemaat Kristen yang mengalami pertobatan yang dramatis di jalan Damaskus. Dia dipanggil oleh Kristus sendiri untuk menjadi “rasul bagi bangsa-bangsa” dan dari situlah misi penginjilannya yang penuh semangat dimulai.

Paulus adalah contoh nyata tentang kuasa transformasi kasih karunia Tuhan yang memungkinkan orang yang dulu menjadi musuh untuk menjadi penerus yang setia dan penuh gairah Injil Kristus.

Riwayat hidup dan pergulatan batin, Santo Petrus dan Santo Paulus mengajarkan kepada kita bahwa tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan. Kasih dan kesetiaan serta kemurahan Tuhan mampu mengubah hati dan hidup kita.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku berani berubah meski seakan sulit berubah?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here