Bacaan 1: Rm 11:29-36
Injil: Luk 14:12-14
Setiap hari kita beruntung bisa menikmati sinar matahari (sebab ada belahan dunia lain yang tidak seberuntung kita). Setiap pagi hingga sore, sinarnya senantiasa datang.
Ada kisah seorang baik yang bekerja dalam diam.
Sepanjang hidupnya ia senantiasa berbuat baik dengan berderma ataupun memberikan bekal pekerjaan sehingga seseorang yang miskin bisa keluar dari kubangan kemiskinannya. Namun perbuatan itu hampir-hampir tidak diketahui orang lain (termasuk keluarganya) kecuali seorang sahabatnya.
Saat dia meninggal, tiba-tiba banyak orang datang menangisinya dan mengucapkan terima kasih atas kebaikannya selama ini. Tentu saja hal ini membingungkan keluarganya.
Demikianlah hendaknya setiap orang berbuat baik tanpa harus gembar-gembor dengan pamrih agar terkenal.
Sinar matahari, meski ada saja yang menghindarinya dengan alasan tertentu namun ia tidak peduli dan tetap memancarkan sinarnya.
Hari ini Tuhan Yesus mengajar bagaimana berelasi yang baik dengan orang lain.
“…Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta.
Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.”
Tuhan ingin merobohkan tembok pemisah dalam sebuah relasi. Persahabatan tak perlu dibatasi, ada orang lain dengan kondisi kurang beruntung yang perlu diperhatikan dan tak perlu memikirkan pamrih (keuntungan pribadi).
“Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.
Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya? Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!”
Demikian peneguhan Rasul Paulus kepada jemaat di Roma.
Segala kebaikan yang kamu lakukan seharusnya dengan maksud bagi kemuliaan Allah saja. Melalui perbuatanmu, orang mengenal siapa Allah.
Pesan hari ini
Allah tak pernah berharap kasih-Nya kembali kepada-Nya, namun justru harus berbuah di tanganmu. Semua kebaikan yang kamu lakukan demi kemuliaan Allah saja, bukan demi kehormatanmu.
“Always give without remembering and always receive without forgetting.”