PERISTIWA operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Bupati Klaten Sri Hartini dalam kasus dugaan suap jabatan pada Jumat (30/12/2016) lalu menarik perhatian banyak kalangan. Peristiwa OTT ini diharapkan menjadi titik balik untuk membenahi Kabupaten Klaten menjadi lebih baik.
Pastor Paroki Maria Assumpta Klaten Rama Ignasius Slamet Riyanto, Pr pada perayaan Natal umat kristiani (Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) Kabupaten Klaten tahun 2016 di Gedung Eko Kapti Klaten, Rabu (4/1/2017), menyampaikan, peristiwa OTT ini bisa menjadi blessing in disguise bagi Kabupaten Klaten.
“Peristiwa OTT ini bisa menjadi blessing in disguise. Bisa menjadi “berkat yang tersembunyi” bagi Kabupaten Klaten. Karena itu, sebaiknya Bu Hartini menjadi “Vocalista Angels”. Dia harus menyampaikan kebenaran. Yang salah harus diungkap. Semuanya harus dibuka. Peristiwa OTT ini bisa menjadi titik balik untuk melaksanakan revolusi mental yang digagas Pak Jokowi (Presiden RI). Sehingga ke depan, Klaten menjadi lebih baik,” kata rama.
Rama asal Deles, Kemalang ini menambahkan, untuk mencegah korupsi, para Aparatur Sipil Negara (ASN) perlu melakukan tiga perubahan, yaitu perubahan moral, sosial, dan ekonomi.
Dalam bidang moral, kebiasaan membolos, tidak disiplin, kerja slintutan, dan sebagainya harus dihilangkan. Karena kebiasaan seperti itu adalah perilaku korupsi kecil-kecilan. Sedang dalam bidang sosial, para ASN harus mau berbenah dan merubah diri dari perilaku tidak terpuji. Karena kalau tidak mau berubah, masyarakat bisa menjadi tidak percaya kepada Pemkab klaten. Sementara dalam bidang ekonomi, para ASN harus membiasakan mengatakan “cukup”. Karena korupsi dimulai dari perasaan tidak cukup.
“Maka, biasakan mengatakan cukup dan terus bersyukur. Jangan menyalahkan atau menghujat orang lain. Kalau kita sudah benar dan bersih, yakinlah semuanya akan berjalan baik,” pesan rama.
Sedang Staf Ahli Bupati Klaten Rony Roekmito mengajak para ASN di Pemkab Klaten untuk menyikapi peristiwa OTT yang terjadi di Klaten ini secara bijak. “Kita tidak perlu menghujat satu sama lain. Sebaliknya, kita harus saling instrospeksi diri dan merefleksi,” ujarnya.