KISAH indah dan nyata ini dipaparkan oleh seorang guru taman kanak-kanak, namanya Maureen Murphy deLucia ketika ia sangat kesulitan memberikan kata-kata peneguhan dan penghiburan saat salah satu muridnya kehilangan ayah tercinta.
Tammy adalah nama muridnya. Ia adalah murid yang pintar, ceria, aktif dan bijak. Ketika ayahnya datang menjemputnya ke sekolah Tammy selalu bersemangat dan berlari menemuinya. Tammy memeluk ayahnya. Ayahnya sangat menyayangi Tammy sebagaimana Tammy juga sayang ayahnya.
Maureen Murphy deLucia juga sangat sayang kepada Tammy. Sebelum ia pulang ke rumah. Maureen selalu memeluknya. Begitulah suasana kehidupan di taman-taman kanak-kanak, selalu diwarnai keceriaan, kedamaian dan kegembiraan.`
Sayang, suasana itu tidak bertahan lama. Ayah Tammy meninggal secara tragis. Ia bunuh diri. Ini adalah pukulan berat dan sangat berat untuk Tammy yang masih kecil. Maureen, sulit mengungkap kesedihan itu dengan kata-kata. Tammy sangat kehilangan ayah tercintanya. Ia tidak muncul ke sekolah.
Maureen yang juga dilanda kesedihan, memesan sekeranjang buah dan ia mengatakan kepada penjual, “Saya memesan buah untuk empat orang (kakak dan adek Tammy juga) di bawah umur delapan tahun. Kalau ibu mereka tidak mampu memasak dan memberikan sesuatu, sekurang-kurangnya, anak-anak itu bisa menikmati buah ini.”
Beberapa hari kemudian Tammy muncul di sekolah. Maureen bermaksud tidak menyinggung berita duka yang sangat menyesakkan ini di kelas.
“Saya hanya akan merespon jika Tammy mengatakan keluhannya,” kata Maureen.
Maureen berdoa mohon petunjuk bagaimana “menyelesaikan” masalah ini.
Tiba-tiba Tammy berteriak, “Bu Maureen, ayahku telah meninggal dunia.”
Maureen, terdiam, seolah sesak dan ia tidak mampu berkata-kata. Dengan suara bergetar Maureen menjawab, “Tammy saya tahu dan saya juga ikut sedih.”
Tammy melanjutkan, “Ayahku meninggal gantung diri.”
Ia menjerit dan menangis.
Maureen dengan suara lantang bertanya, “Siapa yang mengatakan itu kepadamu?
Tammy menjawab singkat, “Nenek.”
Maureen sedikit terkejut namun di lain pihak ia tidak mampu berkata-kata. Mulutnya seolah terkatup dan kesulitan memberikan kata-kata peneguhan dan penghiburan kepada Tammy.
Tiba-tiba dari belakang Tammy, Sarah yang adalah juga murid taman kanak-kanak maju dan memegang bahu Tammy. Dengan suara lembut namun pasti Sarah mengatakan, “Sahabatku Tammy, walaupun kamu tidak akan bertemu lagi dengan ayahmu, tetapi yakinlah dia selalu hadir, tinggal dan hidup dalam hatimu.”
Maureen “terhentak” dengan kata-kata indah dari Sarah. Ia tidak pernah membayangkan kata-kata peneguhan itu muncul dari anak taman kanak-kanak.
Maureen meminta Sarah mengulangi kata-kata itu. Sarah mengulangi kata-kata itu, “ Sahabatku Tammy, walaupun kamu tidak akan bertemu lagi dengan ayahmu, tetapi yakinlah dia selalu hadir, tinggal dan hidup dalam hatimu.”
Tammy akhirnya tersenyum dan keceriaan memancar dari wajahnya.
Maureen melambungkan doa, “Allah saya bersyukur karena engkau telah menjawab doaku lewat Sarah. Lewat ketulusan, kepolosan, kelemah lembutan dan keikhlasan, Sarah telah “mengobah” suasana yang sedih, sesak dan “tegang” itu menjadi suasana bahagia, happy, damai dan penuh persaudaraan.”
******
Saudara-saudari terkasih dan teman-teman sekalian, orang lapar butuh makanan, orang haus perlu minuman dan orang sedih, menangis dan berduka butuh hiburan, peneguhan dan ungkapan indah dan penuh kelemah lembutan untuk menghapus air mata mereka. Kepekaan, keberanian dan kepedulian kita, sangat dibutuhkan untuk melakukan ini. Semoga kita mampu seperti Sarah, menjadi “penyelamat” di saat orang lain tidak buntu, bingung,dan tidak mampu berbuat. Semoga.