Kata yang Menjadi Fakta

0
311 views
Ilustrasi - Konsekuen dan berintegritas. (Ist)

ISTILAH fakta” dibentuk dari kata “facere” (bahasa Latin) yang berarti melakukan atau bertindak. Fakta berarti sesuatu yang sudah dilakukan; yang sudah terjadi.

Sebagian fakta didahului dengan kata. Sepasang suami-isteri yang sekata untuk saling mencintai mewujudkan janjinya dalam hidup berkeluarga yang penuh kasih, pengurbanan, saling pengertian. Di sana kata menjadi fakta.

Agama yang menyampaikan banyak ajaran dan hukum berbentuk kata-kata dituntut mewujudkannya di dalam tindakan; menjadikannya fakta. Yang hanya bicara atau mendengar dan kemudian melupakan takkan berhasil mewujudkan perubahan dan perbaikan.

Rasul Yakobus menulis, “Barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.” (Yak 1: 25).

Tentang ibadah dia menulis, “Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.” (Yak 1: 26).

Ibadah itu bukan hanya tentang menyembah Tuhan dengan kata, tetapi membangun relasi yang baik, positif dan konstruktif dengan sesama.

Ibadah yang memprovokasi orang untuk membenci dan merusak kesatuan serta persatuan tidak ubahnya politik berbaju agama. Serigala berbulu domba.

Bagaimana membuat ibadah menjadi fakta?

“Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.” (Yak 1: 27).

Apakah aku orang beragama dan beriman? Apakah aku sungguh menyembah Tuhan waktu beribadah? Ukurannya, sejauh mana aku mencintai Tuhan dan sesama.

Cinta itu lebih dari kata-kata semata, tetapi kata yang mesti menjadi fakta.

Rabu, 16 Februari 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here