HARI Sabtu tanggal 6 Agustus 2022 pekan lalu, tiga suster biarawati Indonesia mengikralkan Kaul Kekal hidup membiaranya dalam Conregasione Soure Santo Spirito (CSSS) di Santuario del Sacro Cuore, Urbino, Italia.
Mereka adalah:
- Sr Patrisia Asa CSSS asal Sesekoe, Atambua, NTT.
- Sr Imelda Hoar Lekik CSSS asal Kleseleon, Malaka, NTT.
- Sr. Maria Goreti Dahu Seran CSSS asal Kamanasa,Malaka, NTT.
Niat untuk mengabdikan diri selamanya dalam hidup membiara mereka ikrarkan setelah melewati dinamika pengolahan pengalaman panggilan dalam tahap-tahap formasi.
Bapak tidak langsung setuju
Ketiganya memiliki kisah unik dalam menjalani proses panggilan hidup membiara. Sr. Patrisia CSSS adalah anak ke-4 dari lima orang bersaudara. Ia tertarik untuk menjadi suster biarawati, saat masih SD.
Saat itu, ia aktif mengikuti Sekolah Minggu yang dibawakan oleh para suster.
Saat awal ia mengungkapkan keinginan untuk menjadi suster, bapaknya langsung tidak menyetujui.
Namun, suara nada panggilan itu terus bergema dalam hatinya. Ketika lulus SMA (2007), ia melakukan novena selama tujuh hari sebagai proses diskresi dalam pilihan hidupnya.
Maka, ia kembali utarakan keinginan itu kepada orangtua dan keluarga bahwa dia hendak bergabung menjadi suster dalam Kongregasi CSSS. Keluarga pun akhirnya menyetujui dan mendukung niatnya itu.
Ia pun memulai masa pembinaan di Maumere dan lanjut novisiat di Filipina. Setelah kaul pertama, dia kembali ke Kupang dan sambil membantu di komunitas,ia melanjutkan studi Perguruan Paud untuk mendukung karya Kongregasi yang waktu itu sedang dirintis di Kupang.
Ia menjalani proses panggilan dalam nada penuh syukur atas bimbingan dan penyertaan Tuhan.
Baginya, kaul kekal adalah saat awal untuk mempersembahkan seluruh hidup bagi Tuhan dalam karya pengutusan Kongregasi.
Berjumpa di gereja
Sr. Ety CSSS mengaku baru tertarik menjadi suster saat berada di bangku kelas 2 SMA. Perasaan itu muncul, setiap kali ia melihat dan berjumpa dengan para suster di gereja.
“Suatu saat, semoga saya bisa jadi seperti mereka,” ungkapnya mengingat peristiwa lama.
Saat berada di kelas 3 SMA (2008), ada beberapa Kongregasi Suster yang mengadakan promosi panggilan di sekolahnya. Keluarganya sangat mendukung pilihannya untuk hidup membiara.
Pada tanggal 24 September 2008), ibunya mengantar dia ke Pelabuhan Bolog, Kupang, untuk berangkat ke Maumere di Flores. Inilah langkah awal untuk memulai Masa Aspiran dalam Kongregasi CSSS.
Setelah melewati pembinaan tingkat aspiran di Maumere, pada tanggal 16 Oktober 2010 dan bersama Sr. Imelda CSSS, mereka berangkat ke Filipina untuk memulai Masa Novisiat.
Sebuah pengalaman awal di Filipina yang sungguh berkesan adalah keharusan mereka belajar bahasa Ingris bersama anak-anak kecil di kantin sekolah milik para suster. Ketiganya berkisah bahwa menjalani proses formasi di luar negeri (Filipina dan Italia) bukanlah sebuah proses yang mudah untuk dilewati.
Namun, masa-masa itu telah membantu mereka untuk bertumbuh sebagai pribadi yang matang dan dewasa dalam memilih jalan panggilan hidup.
Terkadang muncul rasa putus asa dan dan kecewa, namun dukungan dari keluarga dan komunitas kembali menguatkan dan meneguhkan langkah panggilan dalam mengikuti Yesus.
Kaul kekal dalam ekaristi bersama uskup
Perayaan misa kaul kekal dipimpin oleh Mgr. Giovanni Tani – Uskup Agung Keuskupan Urbino-Urbania.
Dalam homilinya, beliau mengajak ketiga yubilaris untuk tetap setia dalam pilihan hidup membiara. Kaul ketiga suster dari indonesia ini menjadi sebuah sukacita bagi Gereja dan menghadirkan wajah Gereja yang sifatnya universal.
Beliau merasa bersyukur bahwa suasana sukacita ini pun turut dirasakan oleh keluarga dari ketiga suster dengan mengikutinya secara daring.
Kaul kekal ketiga suster Indonesia itu diterima oleh Madre Maria Paola Masuccio – Superior General CSSS).
Beliau mengungkapkan bahwa ini menjadi sebuah momen pernuh syukur dan berkat baginya. Sebab inilah kaul kekal pertama yang dia terima sebagai Superior General.
Komitmen ketiga suster dalam kaul kekal merupakan sebuah berkat bagi kongregasi.
Dalam menghidupi semangat hidup membiara sebagai biarawati, dia mengajak ketiga suster untuk menghayati semangat 3A:
- Amore (cinta).
- Accoglienza (ramah tamah).
- Aiuto (membantu).
Mewakili Kongregasi, beliau memberi salam hangat bagi keluarga ketiga suster dan mengucapkan terimakasih atas kerelaan keluarga mengizinkan para suster melayani Gereja dalam misi pengutusan Kongregasi.
Dengan kaul kekal itu, maka ketiga suster menjadi anggota penuh dalam Kongregasi CSSS. Perayaan ekaristi dihadiri oleh para imam konselebran dan Pak Hari W. Patriadi –perwakilan KBRI Vatikan.
Proficiat untuk ketiga Suster CSSS, semoga tetap semangat dan setia GBU
Terima kasih Pater