Kaul Pertama dan Kaul Kekal Suster OSF: Berjanji pada Gereja dan Tuhan Saat Pandemi

1
2,711 views
Ilustrasi: Para suster yunior OSF mengucap janji prasetia kekal di hadapan Sr. Rosali OSF selaku Provinsial. (Dok. OSF)

INI adalah peristiwa Kaul Pertama lima Suster Novis dan Kaul Kekal lima Suster Yunior Kongregasi OSF Semarang.

Pengikraran kaul atau janji untuk setia kepada Tuhan adalah saat-saat paling dinantikan bagi setiap orang yang terpanggil untuk melayani Tuhan sebagai biarawan atau biarawati. Karena, di saat itulah seorang religius secara resmi mengakui keterikatannya kepada Tuhan di hadapan banyak orang.

Pengikraran Kaul bukan hanya menjadi berkat bagi mereka yang mengucapkannya. Tetapi juga menjadi berkat dan kebahagiaan bagi Gereja, umat. dan Kongregasi dimana mereka terpanggil.  

Para suster OSF yang baru saja mengucapkan Kaul Pertama dan Kaul Kekal. (Dok. OSF)

Kebahagiaan yang sama juga di rasakan oleh Kongregasi Suster-suster Santo Fransiskus dari Tobat dan Cinta Kasih Kristiani atau OSF Semarang.

Pasalnya, pada hari Kamis, 19 November 2020 pukul 10.00 WIB, bertempat di Gereja Keluarga Kudus Admodirono, Semarang, lima orang Suster Novis dan lima orang suster yunior mengikrarkan prasetia pertama dan kekal mereka. 

Mereka yang mengikrarkan Prasetia Pertama adalah:

  1. Sr. M. Franceline Purwanti OSF dari Paroki St. Pius X Karanganyar, Jawa Tengah.
  2. Sr. M. Gisella Marbun OSF dari Paroki St. Yohanes Pembaptis Perawang, Riau.
  3. Sr. M. Jenny Artatina OSF dari Paroki St. Yohanes Pembaptis Perawang, Riau.
  4. Sr. M. Angela Intan Sekar Pertiwi OSF dari Paroki Santa Perawan Maria Regina Purbowardayan, Surakarta, Jawa Tengah.
  5. Sr. M. Paschaline Sipayung OSF dari Paroki St. Yohanes Pembaptis Perawang, Riau.
Berdoa mohon rahmat sebelum mengucapkan kaul. (Dok. OSF)
Pengucapkan kaul dilakukan di hadapan imam selaku pejabat Gereja. (Dok. OSF)
Mengucap janji dan prasetia kekal. (Dok. OSF)

Mereka yang Mengikrarkan Prasetia seumur hidup adalah:

  1. Sr. M. Helenita Astuti Wrediningsih OSF dari Paroki St. Perawan Maria Ratu Blok Q, Jakarta Selatan.
  2. Sr. M. Aveline Madeira Soares OSF dari Paroki Nossa Senhora de Loudes Ermera Poetete, Urletoho, Timor Leste.
  3. Sr. M. Yvonne Ariani Wijaya OSF yang merupakan suster OSF pertama dari Kalimantan; Paroki St. Lukas Temindung, Samarinda, Kalimantan Timur.
  4. Sr. M. Theresia Heni Megawati OSF dari Paroki St. Antonius Padua Purbayan Surakarta.
  5. Sr. M. Veronique Manlaran Bao-as OSF, suster OSF pertama dari Filipina; dari Paroki San Isidro Labrador Dinas, Zambo Sur, Filipina.

Perayaan Ekaristi diselenggarakan dengan mengikuti protokol kesehatan yang berlaku. Semua suster yang hadir menggunakan masker dan saling menjaga jarak.

Jumlah suster yang hadir pun tidak melebihi dari setengah kapasitas gereja. Jika biasanya setelah Perayaan Ekaristi diadakan acara santap siang bersama, kali ini konsumsi yang disediakan langsung dibawa pulang agar tidak terjadi kerumunan di luar gereja.

Meletakkan lilin sebagai lambang cahaya kehidupan. (Dok. OSF)

Tata cara dalam perayaan Ekaristi juga di buat sedikit berbeda, menyesuiakan dengan situasi pandemi saat ini. orang ua atau wali para suster yang berkaul tidak bisa hadir secara langsung saat perayaan Ekaristi karena, undangan memang hanya diperuntukan bagi para suster di sekitar Semarang atau mereka yang dapat hadir.

Untuk mengatasi situasi tersebut perayaan Ekaristi di tanyangkan secara langsung di channel YouTube OSF Semarang.

Sr. Rosali OSF, Suster Provinsial Kongregasi Suster OSF. (Dok. OSF)

Siap Diutus

Dalam kotbahnya, Romo Petrus Santosa Pancaprasetyo MSF mengatakan, yang terpenting dalam hidup seorang biarawati ialah menjadi pewarta kabar gembira, taat kepada pemimpin dan siap menderita, sesuai dengan yang di contohkan oleh Rasul Paulus.

Di akhir kotbahnya, ia pun menyarankan para Suster yang berkaul hari itu untuk mengunjungi suster-suster sepuh di komunitas BSB untuk mendengarkan pengalaman mereka dalam menjalani hidup membiara selama ini.

Dengan begitu, mereka pun menjadi tahu bahwa satu-satunya cara agar seorang yang terpanggil dapat hidup taat, bersukacita dan siap menderita ialah dengan menyerah pada kehendak Allah.

“Tekun melaksanakan kebiasaan berdoa, membina cinta kasih yang sejati dan menjalankan pertobatan yang benar dan pengingkaran diri secara Kristen” adalah unsur dari cita-cita seorang religius Fransiskan yang di tegaskan oleh Sr. M. Rosali OSF dalam sambutannya.

Ia berharap agar para suster yang berkaul senantiasa bertekun untuk mewujudkan cita-cita hidup Fransiskan dengan hidup bersukacita, berbelaskasih, dan tahan dalam penderitaan.

Para suster OSF yunior yang baru saja mengucapkan kaul kekalnya bersama Suster Provinsial Sr. Rosali OSF. (Dok. OSF)

Di penghujung perayaan Ekaristi, Sr. M. Veronique Manlaran Bao-as OSF sebagai perwakilan dari para suster yang berkaul, mengucapkan terimakasih kepada segenap pihak yang terlibat dalam acara pada siang hari itu.

Sebagai bentuk rasa syukur dan ucapan terimakasih, mereka mempersembahkan sebuah buku yang berjudul Aku Diselamatkan oleh Kasih-Nya yang berisi tentang refleksi berdasarkan cita-cita hidup Fransiskan  yang coba mereka jalani selama ini.

Walaupun pengikraran kaul di tahun ini terkesan sangat sederhana dikarenakan situasi pandemi, tapi tidak menghilangkan sedikit pun suasana hikmat dan sakral selama perayaan Ekaristi berlangsung.

Sukacita tetap terpancar dari wajah para suster yang hadir dan terutama bagi para pestawati walaupun mereka harus mengucapkan janji mereka yang sakra kepada Tuhan ditengah situasi Pandemi. 

Terimakasih

Semarang, 26 Desember 2020

Sr. M. Theresina OSF

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here