Ke Mana Krisis Membawa Kita?

0
34 views
Ilustrasi - Krisis by Geopolitic Intelligence Service.

HAMPIR semua orang pernah mengalami krisis. Itu bisa terjadi dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan negara. Relasi antara suami-isteri bisa menghadapi krisis dan banyak negara mengalami krisis sosial, politik, dan ekonomi.

Hidup beriman pun mengenal krisis.

Bacaan hari ini, terutama Kitab Yosua dan Injil Yohanes berbicara tentang krisis. Mereka yang menghadapinya mesti memilih dan membuat keputusan. Kitab Yosua berbicara tentang bangsa Israel yang mesti memilih antara menyembah Tuhan atau dewa-dewa. Ternyata, mereka memilih menyembah Tuhan (Yosua 24:16) dan beribadah kepada-Nya (YosuA 24:18b).

Para murid yang mengikuti Yesus dan mengalami mukjizat pergandaan roti (Yohanes 6:1-15 ) mau mengangkat Dia menjadi raja (Yohanes 6:15 ). Namun Yesus menyingkir (Yohanes 6:15 ). Ketika mereka mencari-Nya, Yesus mengajarkan bahwa Dia itu roti hidup yang turun dari surga (Yohanes 6:41).

Yesus bersabda pula bahwa mereka yang makan tubuh-Nya dan minum darah-Nya akan hidup selama-lamanya (Yohanes 6:51 ). Akhirnya, Dia bersabda bahwa roti hidup itu ialah tubuh-Nya yang diberikan untuk keselamatan dunia. Mendengar itu para murid menggerutu, “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya” (Yohanes 6: 60).

Di sinilah krisis itu terjadi. Apa yang orang lakukan waktu menghadapi krisis?

Pertama, orang mengambil sikap negatif seperti takut, mengeluh, menyerah, dan lari dari tantangan. Itulah yang dilakukan para murid yang meninggalkan Yesus. “Mulai saat itu banyak murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia” (Yohanes 6:66).

Kedua, sikap positif-konstruktif yang tampak dalam memutuskan secara berani, positif, penuh harapan, dan memandang masa depan berdasarkan pemikiran yang masuk akal dan iman yang melampaui akal. Mereka mampu mengatasi krisis dan memetik buah-buahnya berkat rahmat Tuhan (Yohanes 6:65).

Yesus bertanya kepada para murid, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Menjawab pertanyaan amat menantang itu, Petrus menjawab, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Sabda-Mu adalah sabda kehidupan yang kekal. Kami telah percaya dan tahu bahwa Engkaulah yang kudus dari Allah” (Yohanes 6:68-69).

Petrus percaya bahwa Yesus itu sumber hidup sejati dan abadi.

Hari ini Yesus menantang kita dengan pertanyaan yang sama: apakah kamu tidak mau pergi juga? Bagaimana kita menjawabnya? Apakah kita tetap setia mengikuti Dia atau mau meninggalkan-Nya?

Minggu, 25 Agustus 2024
HWDSF

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here