INJIL hari ini (Yohanes 16:29-33) mewartakan tentang saat sebelum Yesus menderita sengsara. Dia mengetahui bahwa para murid-Nya akan tercerai berai dan meninggalkan-Nya (Yohanes 16:32). Dalam pesan-Nya, Dia meninggalkan tiga pesan penting.
Pertama, walau para murid pergi, Dia tidak sendirian. Dia percaya bahwa ada yang selalu menemani-Nya. “Namun Aku tidak seorang Diri, sebab Bapa menyertai Aku.” (Yohanes 16:32).
Sabda itu membawa pengaruh besar dalam diri para murid-Nya. Kalau Yesus bersama Bapa-Nya dan Dia selalu menyertai mereka sampai akhir zaman, berarti tidak ada seorang Kristen pun yang sendirian dalam hidupnya. Mereka, di mana-mana senantiasa bertiga.
Yesus memberitahukan hal itu agar para murid-Nya mengalami damai (Yohanes 16:33). Yesus yang bersatu dengan Bapa-Nya selalu menjadi sumber damai yang sejati.
Kedua, para murid akan menderita penganiayaan (Yohanes 16:33). Dia telah menegaskan bahwa dunia yang menolak-Nya akan menolak para murid-Nya juga (Yohanes 15:18). Sebagai hamba mereka tidak lebih besar daripada tuannya (Yohanes 15:20).
Ketiga, Yesus meneguhkan para murid-Nya. Ketika menghadapi segala cobaan dan penganiayaan, mereka tidak perlu takut, karena Dia telah mengalahkan dunia (Yohanes 16:33). Dengan sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya, Yesus telah mengalahkan dunia, yakni dosa dan kematian.
Bukan hanya di mana-mana selalu bertiga, para murid itu bersama dengan Yesus yang telah mengalahkan dunia. Memang, mereka tidak akan bebas dari tantangan dan kesulitan. Namun, semua lebih kecil daripada rahmat yang Tuhan Yesus berikan.
Singkat kata, bersama dengan Bapa-Nya Tuhan Yesus menyertai para murid-Nya yang sedang berjuang di dunia. Dia menemani perjalanan mereka. Bukankah itu berarti bahwa setiap orang Kristen di mana-mana senantiasa bertiga?
Senin, 13 Mei 2024
HWDSF