Senin, 6 Januari 2025
1 Yoh 3:22 – 4:6
Maz 2:7-8, 10-11
Mat 4: 12-17.23-25
DALAM perjalanan hidup, ada kalanya kita merasa bahwa karya pelayanan kita telah usai, atau bahwa seseorang yang kita pandang sebagai teladan telah pergi meninggalkan dunia ini.
Namun, seperti pepatah bijak mengatakan, “Mati satu tumbuh seribu,” karya baik tidak pernah benar-benar berhenti.
Pelayanan yang tulus dan tindakan baik memiliki kekuatan yang jauh melampaui batas waktu dan ruang.
Apa yang telah ditanamkan seseorang melalui cinta, pengorbanan, dan dedikasi akan terus hidup dalam hati dan tindakan orang-orang yang terinspirasi oleh mereka.
Setiap benih kebaikan yang ditanam, sekalipun kecil, akan tumbuh dan berbuah, memberi kehidupan baru bagi banyak jiwa.
Ketika seseorang pergi, bukan berarti karya pelayanannya berakhir. Sebaliknya, itu adalah undangan bagi kita untuk melanjutkan apa yang telah mereka mulai.
Seperti sebuah obor yang diteruskan dari tangan ke tangan, kita diberi kesempatan untuk melanjutkan perjalanan, membawa terang ke tempat-tempat yang gelap, dan menebarkan kasih kepada mereka yang membutuhkan.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Tetapi waktu Yesus mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea.
Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh Nabi Yesaya.”
Ketika Yesus mendengar bahwa Yohanes telah ditangkap, Ia tidak melawan atau melancarkan aksi protes untuk membebaskannya.
Sebaliknya, Ia menyingkir ke Galilea, meninggalkan Nazaret dan memilih untuk tinggal di Kapernaum, di daerah Zebulon dan Naftali.
Langkah ini bukan kebetulan, tetapi merupakan penggenapan dari firman yang disampaikan oleh Nabi Yesaya.
Ada pelajaran penting di sini: Yesus selalu berjalan dalam ketaatan kepada rencana Allah, meskipun jalannya mungkin terlihat berbeda dari apa yang diharapkan orang banyak.
Penangkapan Yohanes Pembaptis adalah momen yang penuh tantangan, tetapi bukan akhir dari karya Allah. Justru, itu menjadi awal dari misi Yesus yang lebih besar di Galilea.
Berpindah ke Galilea bukanlah sekadar perpindahan geografis, tetapi juga simbol dari dimulainya pelayanan yang membawa terang kepada bangsa-bangsa.
Yesus menunjukkan bahwa karya Allah tidak pernah terhenti, bahkan ketika hambatan muncul.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku berani meneruskan dan menghidupi kebenaran?