Bacaan 1: Kej 49:2. 8-10
Injil: Mat 1:1-17
Keberagaman Asal-Usul Tuhan Yesus
Setiap orang yang lahir ke dunia pastilah punya asal-usul yang disebut sebagai silsilah. Tak seorang pun yang datang ke dunia secara tiba-tiba tanpa asal-usul.
Bahkan dalam tradisi Jawa, asal-usul seseorang kadang menjadi tolok ukur dalam menilai kepribadian seseorang saat akan mencari jodoh. Hal yang dimaksud adalah “Bibit, Bebet dan Bobot”.
Bibit (garis keturunan), bebet (status sosial ekonomi), dan bobot (kepribadian dan pendidikan) merupakan kriteria yang digunakan turun temurun untuk memilih pasangan hidup, dalam tradisi Jawa.
Tak terkecuali Tuhan Yesus, yang adalah Allah Putera, saat terlahir ke dunia Ia pun punya silsilah dari sisi kemanusiaan-Nya.
Menarik untuk diperhatikan, sebagai Allah Putera tidak memiliki “privilege” dalam silsilah-Nya. Bahkan keyahudian-Nya (“Bangsa Terpilih”) seolah tidak murni.
Ada Rahab, perempuan sundal di Yerikho (Yos 2:1) yang membuka jalan bagi kemenangan bangsa Israel atas Kanaan. Ada Ruth, wanita Moab lalu Betsyeba (selingkuhan Raja Daud, yang merupakan istri Uria) yang melahirkan Salomo.
Ada banyak beragam leluhur dimiliki Yesus dengan drama masing-masing. Dan saat lahir pun, Ia hanya dibaringkan ditempat makanan hewan di palungan, kandang ternak.
Ada tiga kali empat belas generasi jika diperhatikan sejak zaman Abraham leluhur-Nya:
- empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud,
- empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan
- empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.
Dalam nubuat Nabi Yesaya, Allah meninggikan Yehuda bagai “Singa yang berwibawa dan bijak.” Kepadanya dipercayakan “Tongkat dan Takhta” Kerajaan Israel sebab ia penuh dengan kemuliaan dan kesucian. Dari keturunannya akan lahir raja-raja.
“Yehuda, engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu, tanganmu akan menekan tengkuk musuhmu, kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu.
Yehuda adalah seperti anak singa…
Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.”
Nubuat Nabi Yesaya ini kelak tergenapi dalam Diri Tuhan Yesus.
Pesan hari ini
Keberagaman status sosial leluhur Tuhan Yesus betul-betul menggambarkan bahwa Ia hadir dalam kerendahanhati untuk menebus dosa manusia, meski Ia adalah Allah Putera, Sang Raja.
“Jadilah dirimu sendiri, yang unik, jujur, rendah hati, dan penuh sukacita.”