Puncta 05.12.23
Selasa Advent I
Lukas 10: 21-24
FILM pendek dari Blue Chalk Production menggambarkan bagaimana dua anak miskin dari India yang mengalami kebutaan akhirnya dapat melihat indahnya dunia.
Anita dan Sonia terlahir sebagai anak buta. Orangtuanya hanyalah petani miskin dari suatu desa terpencil.
Sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat 20/20/20 yang bergerak di bidang kesehatan menolong mereka. Anita dan Sonia ditangani di Netra Niramay Niketan, Vivekananda Mission Eye Clinic.
Doa Anita setiap malam adalah: “Oh Tuhan yang baik, mengapa engkau menciptakan aku dengan mata yang buta?”
Melalui operasi mata akhirnya dua anak ini dapat melihat. Ketika perban putih yang menutupi matanya dilepas, Anita tersenyum bahagia. Dia berkata, “Mama, aku dapat melihat, aku dapat melihat.”
Mamanya dengan haru berkata, “Tidak ada kata selain terimakasih Tuhan, tidak ada yang lain.”
Ia bersyukur Tuhan maha baik. Anaknya dapat melihat keindahan ciptaan dan kebaikan Tuhan melalui sesama.
Tidak semua orang bisa melihat kebijaksanaan Tuhan. Tergantung bagaimana cara orang memandang.
Ada orang yang memandang kesulitan, masalah, beban hidup sebagai kutukan Tuhan. Tetapi ada juga orang yang bisa melihat itu sebagai berkah yang mendewasakan.
Kita bisa merenung sejenak apa yang dikatakan oleh Hazrat Inayat Khan;
I asked for strength and God gave me difficulties to make me strong.
I asked for wisdom and God gave me problems to learn to solve.
I asked for prosperity and God gave me a brain and brawn to work.
I asked for courage and God gave me dangers to overcome.
I asked for love and God gave me people to help.
I asked for favours and God gave me opportunities.
I received nothing I wanted. I received everything I needed.
Memandang segala peristiwa hidup dalam penyelenggaraan ilahi, Yesus berkata, “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.”
Maka bersyukurlah kita jika mampu melihat karya-karya besar Allah dalam kehidupan kita, bahkan jika itu adalah pengalaman pahit dan pilu sekali pun.
Pengalaman itu bisa menjadi “Blessing in disguise” yang membuat kita semakin bijaksana, dewasa, dan matang.
Makan durian dari Pataya,
Kepala pusing kayak mau pecah.
Mensyukuri apa yang ada,
Hidup adalah anugerah Allah.
Cawas, selalu bersyukur
Rm. A. Joko Purwanto, Pr