Renungan Harian
Kamis, 12 Mei 2022
Bacaan I: Kis. 13: 13-25
Injil: Yoh. 13: 16-20
“ROMO, kami pindah ke kota ini sungguh-sungguh mulai dari nol. Kami mempunyai sedikit tabungan untuk memulai hidup di tempat ini. Meski semua serba sulit karena kami serba kekurangan, namun di sini kami merasa lebih aman dan tenteram.
kami pindah dan merantau di sini, karena kami menjadi salah satu korban kerusuhan di kota kami. Kerusuhan yang menghabiskan semua yang telah kami usahakan dengan susah payah. Meski kami tetap bersyukur karena kami semua bisa tetap hidup.
pengalaman itu sungguh-sungguh menjadi pengalaman traumatiK bagi kami sekeluarga, maka kami memutuskan untuk pindah dari kota kami. Awalnya kami tidak punya gambaran ke mana harus pindah, syukurlah seorang teman membantu kami untuk pindah dan tinggal di kota ini.
Kami tidak dendam dengan mereka yang terlibat dalam kerusuhan itu. Saya tahu bahwa mereka hanyalah orang-orang yang diprovokasi. Tetapi kami menjadi terluka dengan salah satu karyawan kami.
Ia itu ikut kami sejak masih SD. Orangtuanya sudah tidak ada, ia ikut dengan neneknya. Suatu saat ada kenalan kami di gereja yang cerita tentang anak itu, lalu kami pikir baik kami menolong.
Ia kami ambil dan kami perlakukan seperti anak sendiri. Kami tidak pernah membeda-bedakan antara dia dan anak kami. Kami selalu makan bersama di meja yang sama dan makanan yang sama. Ia sekolah dan tumbuh bersama dengan anak-anak kami.
Tetapi pada saat kerusuhan, dia justru ikut memporak porandakan rumah; bahkan dia yang memimpin orang-orang untuk masuk dan membakar rumah kami. Di saat kami semua ketakutan, dia tidak peduli seolah tidak melihat dan tidak kenal dengan kami.
Itu yang membuat kami terluka dan dendam sampai sekarang. Mengapa orang yang sudah kami anggap anak sendiri yang tumbuh bersama kami, tetapi justru di saat seperti itu melawan dan menghancurkan kami,” pasangan suami isteri itu berkisah.
Dalam banyak hal dalam hubunganku dengan Tuhan, aku juga sering berlaku seperti anak muda dalam keluarga itu. Aku mendapatkan banyak rahmat, banyak permohonanku dikabulkan tetapi sering aku mengingkari Tuhan untuk mencari kesenanganku sendiri.
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Yohanes: “Orang yang makan rotiKu, telah mengangkat tumitnya terhadap aku.”