Sosiolog Universitas Sumatera Utara, Prof Dr Badaruddin menilai, kegiatan orientasi pengenalan kampus bagi calon mahasiswa baru di lingkungan perguruan tinggi perlu dievaluasi dan disempurnakan.
“Kegiatan ospek tersebut harus memberikan manfaat yang lebih besar bagi pembangunan kepribadian calon-calon mahasiswa yang akan memasuki pintu gerbang perguruan tinggi itu,” katanya di Medan, Rabu.
Sebab, menurut dia, kegiatan ospek yang diterapkan selama ini di sejumlah perguruan tinggi, tampaknya seperti biasa-biasa saja dan tidak ada peningkatan serta perubahan.
Sehingga para mahasiswa yang mengikuti pengenalan dan kehidupan kampus tersebut merasa bosan dan “jenuh” dengan kegiatan-kegiatan yang diberikan senioran di perguruan tinggi itu.
Apalagi, katanya, bagi calon-calon mahasiswa baru itu disuruh memakai topi kertas, kaos kaki sepatu berukuran besar yang tidak sama, dan terkadang muka mereka juga dicoret-coret dan lain sebagainya.
Terkesan bagi calon mahasiswa baru itu sengaja diplonco atau diuji mental mereka.Cara-cara yang seperti ini, adalah cara dahulu dan tidak perlu diterapkan lagi bagi calon mahasiswa sekarang ini.
“Kegiatan yang perlu diberikan pada calon mahasiswa itu, harus lebih banyak bimbingan dan pembinaan, sehingga bermanfaat bagi kepribadian mereka, dan dapat menyelesaikan kuliah dengan tepat waktu, serta sukses di masyarakat,” kata Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU) itu.
Dia menambahkan, memang kegiatan ospek tersebut tidak dapat dihilangkan begitu saja.Karena tujuan ospek itu adalah untuk mengenal dan memahami kampus sebagai suatu lingkungan, serta mekanisme yang berlaku di dalamnya.
Selain itu, memberikan pemahaman awal tentang wacana kebangsaan serta pendidikan yang mencerdaskan berdasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan.
“Juga mempersiapkan mahasiswa agar mampu belajar di Perguruan Tinggi, serta mematuhi dan melaksanakan norma-norma yang berlaku di kampus, khususnya yang terkait dengan Kode Etik dan Tata Tertib Mahasiswa,” ucap dia.
Namun, jelasnya, sebagian kegiatan ospek tersebut ada juga yang disalahgunakan para senior mahasiswa dengan memberikan hukuman fisik terhadap calon mahasiswa yang melakukan kesalahan. Hal yang seperti ini tidak perlu diterapkan lagi dan harus dihapus.
“Seharusnya calon mahasiswa yang mengikuti ospek merasa senang dan tidak menimbulkan rasa takut.Antara senior dan junior tercipta rasa kekeluargaan yang cukup tinggi, serta kasih sayang,” kata Badaruddin.