Kehadiran yang Membawa Berkat

0
951 views
Ilustrasi: FKRK Mei 2019 - Menjadi religius yang murah senyum dan bahagia nampak dalam aksi para suster dan frater lintas tarekat pada kesempatan rekoleksi bersama para anggota religus yang tergabung di kelompok Forum Kerjasama Religius Kalbar atau FKRK. (Sr. Maria Seba SFIC)

“TANDA seseorang yang cerdas adalah kemampuan mereka untuk mengontrol emosi dengan menerapkan akal,” kata Marya Mannes.

Apa yang membuat seseorang menarik? Ternyata tidak hanya tentang wajah atau penampilan, melainkan tentang sikap seseorang.

Noah Eisenkraft dan Hillary A Elfenbein mengadakan penelitian bagaimana seseorang mempengaruhi apa yang orang lain rasakan.

Mereka mengatakan bahwa ada orang-orang tertentu yang memiliki ‘affective presence’ atau kehadiran afektif, yaitu orang-orang yang membuat orang lain merasa nyaman, bahkan bila orang tersebut sebenarnya sedang merasakan kecemasan atau kesedihan.

Tidak peduli bagaimana perasaan mereka, orang-orang seperti ini membuat orang lain merasa positif. Tetapi sebaliknya, ada juga orang yang memiliki keberadaan ‘negatif’.

Hillary A Elfenbein, profesor di Washington University, berkata, “Keberadaan kita memiliki ‘ciri emosional’ tertentu.”

Ada orang-orang yang membuat kita senang berada di dekatnya, tetapi ada juga orang-orang tertentu yang kehadirannya membuat kita stres atau lelah secara emosi.

Semua ini tidak ada hubungannya dengan penampilan.

Kehadiran yang membahagiakan

Kehadiran seseorang dalam hidup kita semestinya membawa sukacita. Mengapa? Karena manusia tidak sekedar hadir.

Manusia membawa keseluruhan hidupnya, ketika hadir di tengah-tengah kehidupan bersama. Manusia diharapkan membawa hal-hal positif yang membangun kehidupan bersama.

Kisah di atas mau mengatakan kepada kita bahwa kehadiran kita mesti membawa keharuman bagi hidup di sekitar kita.

Artinya, kita mesti membawa damai bagi hidup bersama. Kehadiran kita tidak membawa permusuhan atau kebencian. Kehadiran kita mesti menjadi kekuatan dalam membangun persaudaraan.

Karena itu, yang dibutuhkan adalah kemampuan untuk mengontrol emosi yang ada dalam diri kita.

Ada orang yang begitu mudah emosi berhadapan dengan orang-orang yang kurang disukai. Melihat bulu matanya saja, orang merasa benci luar biasa. Tentu saja hal seperti ini mesti diatasi.

Caranya adalah dengan menerima orang lain apa adanya.

Kehadiran kita di tengah-tengah orang lain mesti menjadi effective presence atau kehadiran yang berguna bagi hidup bersama. Tentu saja hal ini tidak mudah, karena kita mesti mengelola emosi kita dengan baik dan benar.

Mari kita terus-menerus menghadirkan diri secara baik dan benar dalam hidup bersama. Dengan demikian, kehadiran kita dapat membahagiakan diri dan sesama.

Tetap semangat, sahabat-sahabat. Tuhan memberkati.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here