“Tetapi teringatlah aku sekarang kepada segala kejahatan yang telah kuperbuat kepada Yerusalem dengan mengambil perkakas perak dan emas yang ada di kota itu dan dengan menyuruh bahwa penduduk Yehuda harus ditumpas dengan sewenang-wenang.” (1 Mak 6, 12)
SALAH satu trending topik dalam media sosial adalah “Dahulu mama minta pulsa, sekarang papa minta saham.” “Mama minta pulsa” merupakan sindikat penipuan dengan menggunakan pesan singkat yang dikirim melalui tilpun seluler. Mereka tidak hanya meminta pulsa, tetapi juga memberikan informasi tentang kecelakaan fiktif, yang ujung-ujungnya minta kiriman uang.
Polisi telah menangkap sekian banyak orang yang tergabung dalam sindikat ini. Mama minta pulsa tentu akan berbeda dengan papa minta saham. Bagaimanapun juga, kasus-kasus tersebut menunjukkan bahwa bentuk kejahatan rupanya semakin berkembang, seiring dengan perubahan dan perkembangan jaman.
Raja Antiokhus pun terkenal jahatnya. Dia memang tidak minta pulsa atau saham, melainkan mengambil secara paksa perkakas emas dan perak di kuil, Bait Suci atau di kota lain. Antiokhus menyalahgunakan kekuasaan yang dimiliki untuk mengambil sesuatu yang bukan miliknya; memaksa orang untuk menyerahkan hartanya; untuk meminta sesuatu yang dia inginkan dan harapkan. Bahkan dengan kekuasaan yang dimiliki, Antiokhus juga melakukan tindak kekerasan, yakni menumpas banyak orang dengan sewenang-wenang. Banyak kejahatan telah dilakukan.
Antiokhus baru menyadari semua kejahatannya, setelah dirinya berbaring di tempat tidur dan menderita sakit. Kesadaran akan tindakan jahatnya baru muncul pada saat dirinya berhadapan dengan kematian yang akan menjemputnya.
Bentuk-bentuk kejahatan macam apa yang selama ini pernah kulakukan, karena aku tidak mampu mengendalikan diri dalam hal keinginan, harapan dan pemenuhan kebutuhan hidup? Teman-teman selamat malam dan selamat beristirahat. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)