Kejungkel Krapyak: Menggali Mutiara Terpendam dari Kegiatan Kunjungan Keluarga alias Kejungkel (1)

0
24 views
Program Kunjungan Keluarga alias Kejungkel ini kembali dipraktikan Paroki Krapyak Semarang. Program Kejungkel Paroki Krapyak Semarang sempat terhenti ketika badai pandemi Covid-19 menerjang Indonesia. (Elisa Rinihapsari)

KEJUNGKEL atau njungkel dalam Bahasa Jawa mengandung arti tersungkur. atau jatuh tengkurap dengan posisi kepala di bawah. Suatu penggambaran situasi yang sangat tidak menyenangkan, sekaligus menyakitkan.

Hal ini berbeda dengan pengertian KEJUNGKEL yang merupakan akronim dari KEgiatan kunJUNGan KELuarga. Kejungkel ini dilakukan untuk umat Gereja St. Ignatius Paroki Krapyak Semarang.

KEJUNGKEL merupakan kegiatan yang dinanti-nanti umat Paroki Krapyak di lingkungan-lingkungan. Terjadi setiap hari Senin sore hingga malam. Ini sungguh menjadi momen kebersamaan yang hangat dan menyatukan Gembala dengan domba-dombanya.

Enam wilayah

Paroki St. Ignatius Krapyak terdiri dari enam wilayah yang terbagi dalam 23 lingkungan. Saat ini, jumlah umat Paroki St. Krapyak mencapai 2.163 orang; terhimpun dalam 802 Kepala Keluarga.

Secara geografis, lingkungan sekitar Paroki St. Ignatius Krapyak berupa dataran rendah; sebagian perbukitan dan sebagian kawasan pantai. Sementara, jalan yang menghubungkan lingkungan atau wilayah yang satu dengan lingkungan atau wilayah yang lain berupa jalan negara, jalan provinsi, jalan kota/kabupaten serta jalan swadaya masyarakat (kampung).

Umumnya jalan-jalan tersebut dalam kondisi baik, sehingga mempermudah hubungan antar umat di lingkungan maupun wilayah.

Sukacita keluarga ketika Romo Paroki beserta anggota Dewan Paroki dan Tim Pastoral Keluarga Paroki (TKKP) datang mengunjungi umat. Program Kejungkel (Kegiatan Kunjungan Keluarga) ini dipraktikkan Paroki Krapyak Semarang. (Elisa Rinihapsari)

Program besutan paroki

KEJUNGKEL merupakan program dari Romo Paroki. Dalam pelaksanaannya, program ini melibatkan TPKP (Tim Pastoral Keluarga Paroki) sebagai pendamping imam.  Dalam kurun waktu September 2019 hingga Januari 2020, imam, perwakilan Dewan Paroki, dan TPKP telah mengunjungi umat dalam keluarga-keluarga di lima lingkungan.

Kegiatan ini sempat terhenti dengan merebaknya virus corona sejak Februari 2020 dan terbitnya kebijakan keuskupan untuk menutup sementara pelayanan tatap muka bulan Maret 2020. Sebagai ganti KEJUNGKEL, selama pandemi Romo Paroki bersama beberapa OMK, menyempatkan diri bersepeda mengunjungi dan mendoakan umat di depan rumah masing-masing.

Kunjungan umat baru kembali dapat dilaksanakan pertengahan tahun 2022, ketika situasi pandemi Covid-19 sudah semakin melandai. Pada bulan Oktober 2024, Romo Paroki telah menyelesaikan kunjungan ke semua keluarga di 23 lingkungan;dengan KK terkunjungi mencapai lebih dari 90% dari jumlah total KK di Paroki Krapyak.

Secara teknis, KEJUNGKEL ini dijadwalkan berlangsung setiap hari Senin; biasanya dimulai pkl. 16.30. Romo Paroki dan TPKP ditemani Ketua Lingkungan mengunjungi rumah-rumah umat secara bergiliran.

Setiap keluarga mendapat kesempatan dikunjungi selama 30-45 menit, sehingga dalam sehari, kunjungan umumnya dapat menyelesaikan 6-10 keluarga; sesuai jadwal yang disusun oleh Ketua Lingkungan.

KEJUNGKEL biasanya diakhiri dengan makan malam larut di rumah keluarga yang terakhir dikunjungi.

Semua senang dan bersukacita, manakala terjadi kunjungan pastoral keluarga oleh Romo Paroki, anggota Dewan Paroki, dan Tim Pastoral Keluarga Paroki. Praktik baik ini kembali dilakukan oleh Paroki Krapyak Semarang, setelah sebelumnya sempat terhenti lantaran pandemi Covid-19. (Dok. Elisa Rinihapsari)

Secara umum, banyak hal positif yang diperoleh melalui KEJUNGKEL ini, yaitu:  

Tulisan ini adalah edisi pertama dari serangkaian tulisan untuk membagikan mutiara-mutiara kehidupan yang dijumpai selama KEJUNGKEL di Paroki Krapyak. Harapannya, tulisan-tulisan ini nanti dapat menginspirasi pembaca untuk semakin teguh dalam Iman, dan makin bertumbuh dalam persekutuan umat beriman di komunitas terdekatnya masing-masing. 

Mempertautkan koneksitas antara pelayan pastoral Gereja dan umatnya ini terjadi dalam Kejungkel – program Kegiatan Kunjungan Keluarga Paroki Krapyak Semarang. (Elisa Rinihapsari)

Bagi umat

  • Merasa tersapa dan merasa diperhatikan oleh gembalanya.
  • Terjadi semacam “rekonsiliasi” untuk umat yang sempat mengalami kekecewaan terhadap Gereja.
  • Memotivasi umat untuk aktif dalam hidup menggereja

Bagi Romo Paroki

  • Mendapat update data umat: alamat, jumlah anggota keluarga, status perkawinan, tanggal perkawinan Katolik, pekerjaan, keterampilan/bakat khusus anggota keluarga.
  • Mendapat informasi tentang kasus-kasus khusus yang seringkali belum diketahui oleh Ketua Lingkungan.
  • Memotivasi Romo Paroki tetap setia pada panggilan dan pelayanannya, karena banyaknya mutiara-mutiara hikmat yang muncul dari kisah-kisah menarik yang diceritakan oleh umat selama kunjungan. (Berlanjut)

Elisa Rinihapsari

Staf Pengajar Prodi Analis Kesehatan Politeknik Katolik Mangunwijaya, Koordinator Tim Pastoral Keluarga Paroki Krapyak.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here