“Berkatalah mereka, ‘Marilah kita mengadakan persepakatan terhadap Yeremia, sebab imam tidak akan kehabisan pengajaran, orang bijaksana tidak akan kehabisan nasihat dan nabi tidak akan kehabisan firman.’” (Yer 18, 18)
AYAT ini masih bisa dilanjutkan lagi: seorang dalang tidak akan kehabisan ‘lakon’; orang kaya tidak akan kehabisan nomor seri uangnya; motivator tidak akan kehabisan kata-kata mutiaranya; pelawak tidak akan kehabisan ‘leluconnya’; penjahat tidak akan kehabisan niat dan rencana jahatnya; pembenci tidak akan kehabisan rasa dendam dan sikap permusuhannya; para peneliti tidak akan kehabisan akal dan nalarnya; buruh dan pekerja lapangan tidak akan kehabisan keringatnya.
Setiap orang rupanya memiliki sebuah kekayaan pribadi, yang berbeda dengan kekayaan orang lain. Kekayaan tersebut merupakan sesuatu yang selalu dimiliki; selalu mengalir dari dalam diri dan hidupnya; sesuatu yang tidak pernah akan habis, sekalipun dipergunakan atau dibagi kepada orang lain.
Kekayaan setiap orang berbeda-beda berdasarkan situasi, kondisi, latar belakang sifat serta tabiat dan juga panggilan hidupnya. Seseorang bisa memiliki kekayaan yang sifatnya baik dan utama; kekayaan yang nampak nyata dalam sikap hidup, kebiasaan serta perilakunya yang baik. Ada juga orang yang menyimpan dalam dirinya kekayaan hidup yang bersifat merusak atau menghancurkan, entah diri sendiri maupun orang lain.
Banyak orang telah menyimpan dalam perbendaharaan dirinya dendam dan benci; kerakusan dan ketamakan; kelicikan dan permusuhan; niat dan rencana jahat; curiga dan prasangka buruk serta berbagai pikiran negatif. Semuanya kekayaan yang sifatnya negatif menumpuk dalam diri dan hati; bahkan sering mengalir keluar lewat kata-kata kasar, sikap egois dan perilaku yang tidak baik dan tidak benar, wajah suram dan tidak bersahabat.
Kekayaan macam apa yang selama ini tersimpan di dalam perbendaharaan diriku?
Teman-teman selamat pagi dan selamat berkarya. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)