Kamis, 8 Oktober 2020
Gal 3:1-5 dan Luk 11:5-13
SEWAKTU kecil ada kebiasaan doa dalam keluarga. Tidak setiap hari memang, tapi sepekan sekali dua kali dan juga pada momen-momen penting keluarga, seperti peringatan ulang tahun.
Suatu hari mama mengajak kami berdoa.
Waktu itu baru mulai musim tanam, berarti persediaan makanan mulai menipis. Ayah sebagai tukang bangunan sedang bekerja di Waiwadan, Adonara. Transportasi dan komunikasi saat itu masih sangat kurang dan memprihatinkan.
Malam itu, doa kami berbeda dari doa-doa sebelumnya. Dimulai dengan pengantar dari mama,yang mengajak kami berdoa memohon diberikan rezeki, makanan yang cukup, karena persediaan beras sudah sangat terbatas.
Doa Bapa Kami lebih banyak didaraskan malam itu, selain doa Salam Maria.
Mama mengajak kami berdoa dengan sungguh-sungguh. Demikian juga keesokan harinya. Kami berdoa masih dengan intensi doa yang sama seperti kemarin: doa Bapa Kami lebih banyak didaraskan.
Hal yang mengejutkan yang adalah mukjizat bagi keluarga kami. Pada hari ketiga kami dibawakan beras dan keperluan lainnya oleh “Om Baba” seorang Tionghoa yang tinggal di kampung, di mana rumah anaknya di Waiwadan sedang dikerjakan ayahku.
Luar biasa. Doa kami langsung dikabulkan Allah.
Hidup beriman tidak sekedar berdoa, tapi juga membutuhkan ketabahan, ketekunan, kesabaran dan keuletan dalam usaha.
Perlu doa penuh keyakinan, karena Allah yang jauh lebih lembut dari hati seorang ayah yang baik akan mendengar dan mengabulkan setiap doa kita.
Kita mesti berdoa penuh ketekunan dan usaha penuh kegigihan.
Ada kekuatan dalam setiap doa kita, asal ada kepercayaan kepada Allah. Allah selalu mengabulkan doa-doa kita melampaui apa yang kita minta dan melebihi apa yang kita harapkan.
Bahkan Dia mengabulkan doa kita dengan cara yang tidak kita duga dan dengan cara yang tidak kita harapkan.
Mari kita berdoa dengan tekun dan dengan penuh iman. Amen.
Selamat pagi. Salam dan doa berkatku.