“Mendengar perkataan itu sangatlah tertusuk hati mereka dan mereka bermaksud membunuh rasul-rasul itu.” (Kis 5, 33)
DI media sosial beredar beberapa foto sebelas isteri anggota DPR yang berkunjung ke Jepang. Banyak orang memberikan komentar terhadap hal itu. Salah satu komentar mengatakan bahwa mereka ini nampak ‘genit.’ Para wanita ini rupanya keberatan, kalau mereka dikatakan ‘genit.’ Bahkan seorang suami dari salah satu wanita tersebut pun ikut merasa kesal dengan komentar ‘genit’ tersebut.
Komentar dalam bentuk kata-kata bisa membuat orang lain marah dan kesal. Hal ini tidak hanya berlaku bagi sebelas wanita tersebut, tetapi juga bisa dialami oleh orang lain. Betapa banyak orang menjadi marah dan kesal serta emosinya meluap-luap, karena mereka tidak bisa menerima kata-kata atau komentar orang lain.
Ada orang yang tidak bisa menerima kalau dirinya dikatakan: bodoh atau dungu, picik, berpikiran sempit dan sesat, anggota organisasi terlarang, tidak punya rasa malu dan tebal muka, kolot dan jadul, keras kepala dan ngeyelan, biang gosip, cari muka dan munafik, menghamburkan uang rakyat dan korup, serta berbagai komentar atau kata-kata lain. Betapa tajam kata-kata yang keluar dari mulut seseorang. Ketajaman kata-kata melebihi ketajaman sebuah pisau. Ketajaman sebuah pisau hanya bisa melukai kulit atau tubuh manusia. Tetapi ketajaman kata-kata bisa melukai hati, pikiran dan perasaan seseorang, bahkan bisa melukai pribadi seseorang secara utuh atau menyeluruh.
Pikiran yang tidak jernih, hati yang tertusuk atau terluka serta emosi yang meluap-luap bisa mempengarui sikap dan perilaku seseorang, seperti dialami oleh para imam besar. Kata-kata para rasul telah menusuk dan melukai hati mereka, sehingga mereka bermaksud membunuh para rasul.
Dalam satu hari, ada sekian banyak komentar atau kata-kata yang selalu keluar dari mulutku juga. Seberapa banyak kata-kataku itu telah menusuk dan melukai orang lain? Teman-teman selamat malam dan selamat beristirahat. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
