TANPA cinta manusia tidak bahagia. Bahkan, lebih dari itu; tidak bisa hidup. Hakikat setiap manusia adalah cinta kasih. Kebutuhan utamanya pun cinta (dicinta dan mencinta)
Tiga macam cinta yang Tuhan anugerahkan kepada manusia, yakni eros, filia, dan agape. Yang pertama berperan dalam prokreasi manusia. Yang kedua menjiwai relasi orangtua dan anak. Bisa juga antar saudara. Sedang yang terakhir itu kasih universal dan tertinggi tingkatannya. Kasih ini tidak bersyarat (unconditional).
Orang hanya dapat sungguh mengasihi bila menimbanya dari sumber sejatinya, yakni Tuhan (lihat 1 Yoh 4: 8). Orang Kristen percaya bahwa kasihnya berkualitas, tahan lama, dan tanpa syarat ketika meniru kasih Tuhan Yesus. Mengapa?
Tuhan Yesus bersabda, “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.” Yesus tidak hanya mengundang orang untuk menikmati kasih-Nya.
Dia juga bersabda, “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.” (Yoh 15: 12) Bagaimana Yesus mengasihi kita?
Pertama, dengan kasih Bapa yang dialami-Nya. Sumber kasih-Nya adalah Allah. Kedua, dengan memberikan nyawa-Nya. Karena tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih orang yang menyerahkan nyawa untuk para sahabatnya (lihat Yoh 15: 13).
Kasih sejati menghapuskan perbedaan dan menciptakan kesetaraan. Juga terdapat keterbukaan di antara orang yang sungguh mencinta tanpa syarat (lihat Yoh 15: 15). Sungguh benar dan mendalam ajaran ini.
Barangsiapa ingin berbahagia, hendaklah dia mencinta. Cinta tertinggi adalah cinta tanpa syarat. Memang, itu berat. Namun, mereka yang mengikuti Yesus, Sang Cinta, memiliki kekuatan sejati kasih untuk melaksanakannya.
Sabtu, 14 Mei 2022