Kelompok Radikal Maute di Marawi City Sandera Pastor Teresito bersama Dua Karyawan dan 10 Umat Paroki

0
1,154 views
Pastor Terisito Suganog di Marawi City. (Courtesy of The Star)

PASTOR Teresito Suganog bersama dua karyawan paroki dan 10 umatnya hingga kini tidak diketahui keberadaannya. Ini terjadi setelah kelompok radikal  Maute yang mengaku berafiliasi dengan ISIS merangsek masuk Gereja St. Maria Katedral Marawi City di Mindanao Selatan, Filipina, pada malam vigili Peringatan Bunda Maria Penolong Umat Kristiani.

Kelompok Maute sengaja menyandera mereka sebagai ‘tameng hidup’ guna memaksa pasukan pemerintah mau mengendorkan frekuensi ofensif mereka.

“Sungguh tak disangka-sangka bahwa ketika mereka tengah mau merampungkan hari terakhir Novena Bunda Maria Penolong Umat Kristiani, Pastor Teresito Suganog bersama dua karyawan paroki dan 10 orang umatnya dijadikan sandera,” kata Uskup Agung Ozamiz Mgr. Martin S. Jumoad sebagaimana dirilis oleh media serius terbitan Manila The Star edisi tanggal 25 Mei 2017 ini.

“Hingga saat ini, keberadaan mereka tidak diketahui,” kata Monsinyur Jumoad.

Baca juga:

Menurut dia, sejatinya Uskup Marawi City Mgr. Edwin dela Peña juga akan hadir dalam perayaan ekaristi novena hari terakhir itu. Namun, Monsinyur dela Peña akhirnya tidak jadi hadir karena masih terlibat dalam sebuah program acara di tempat lain.

Uskup Agung Ozamiz Mgr. Martin S. Jumoad mengecam keras aksi serangan kelompok radikal Maute yang telah merusak bangunan gereja dan beberapa fasilitas publik lainnya. Ia juga mendesak agar Pastor Sito, dua karyawan paroki,  dan 10 umat katolik lainnya segera dibebaskan.

Posisi geografis Mindanao yang berdekatan dengan garis pantai Kalimantan Utara. (Ist)
Posisi Mindanao yang berdekatan dengan gugusan pulau di garis batas perairan Sabah dan Kalimantan Utara. (Ist)

Kecaman keras CBCP dan kelompok separatis Mindanao

Kecaman keras juga telah diserukan dengan lantang oleh Konferensi Para Uskup Filipina (CBCP, The Catholic Bishops’ Conference of the Philippines) sekaligus mengimbau segenap umat katolik di Filipina agar mendoakan terjadinya perdamaian di Mindanao Selatan, khususnya di Marawi City.

Pada bagian laporan berita lainnya, koran The Star juga memberi konfirmasi bahwa The Moro Islamic Liberation Front (MILF) dan the Moro National Liberation Front (MNLF) tetap berkomitmen ingin senantiasa menjaga perdamain di Mindanao. Dua kelompok separatis ini juga mengecam keras aksi kekerasan yang dilancarkan oleh Kelompok Maute bersama Kelomok Abu Sayyaf yang antara lain aksi mereka telah menyandera warga sipil katolik yakni  Pastor Teresito, dua karyawan paroki, dan 10 umat katolik lainnya.

Al-Haj Murad Ibrahim, pemimpin komite sentral MILF, menyatakan kecaman kerasnya atas aksi kekerasan oleh para teroris yang terjadi Marawi City.

“Tidak ada dibenarkan boleh melakukan serangan kepada masyarakat sipil dan kemudian merusak sejumlah infrastruktur dan bangunan milik pemerintah yang berfungsi sebagai sentra pelayanan publik,” ungkapnya dalam sebuah komunike bersama yang naskahya diperoleh oleh harian The Star.

MIFL memisahkan diri dari kelompok MNLF sejak tahun 1980 dan sejak tahun 1997 punya hubungan baik dengan Pemerintah Filipina.

“Kami semua menyatakan solidaritas kami dengan semua warga Marawi dan Lanao del Sur,” begitu kata Murad sebagaimana dilansir oleh The Star edisi hari ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here