Kemalangan Manusia dan Belas Kasihan Tuhan

0
51 views
Yesus menyembuhkan Bartimeus. (Ist)

HARI ini kita membaca kisah penyembuhan Bartimeus, si buta yang mengemis di pinggir jalan kota Yeriko (Markus 10:46-50). Kisah ini mengandung begitu banyak pesan yang kuat, mendalam, dan relevan.

Fakta bahwa Bartimeus itu buta dan mengemis di pinggir jalan mengungkapkan kemalangan ganda. Kebutaannya membuat dia bergantung pada orang lain. Bukankah pengemis selalu mengharapkan bantuan?

Berada di pinggir jalan berarti menjadi orang yang tersingkir; tidak penting dan tidak diperhitungkan. Maka, tatkala dia berteriak minta perhatian, khalayak menyuruhnya diam (Markus 10:48). Bukankah orang kecil, miskin, pinggiran, dan paria kerap dipaksa diam tatkala ingin memperjuangkan nasibnya?

Orang yang berada di jalan bersama Yesus itu melambangkan warga masyarakat yang dekat dengan kekuasaan dan tidak peduli terhadap nasib orang kecil seperti Bartimeus. Hanya kalau orang kecil itu terus menerus berteriak, orang lalu memperhatikannya (Markus 10:49).

Yesus, manifestasi dari belas kasihan Tuhan, tidak demikian. Begitu mendengar orang memanggil nama-Nya, Dia berhenti dan memperhatikannya (Markus 10:49). Dengan demikian Dia menunjukkan Tuhan yang tidak menunda-nunda dalam menolong manusia yang siang malam berseru kepada-Nya (Lukas 18:7).

Bartimeus mewakili orang yang menyadari kelemahannya dan tergantung pada Tuhan. Seruannya itu doa orang yang berada dalam kemalangan. Tanggapan Yesus menegaskan belas kasihan Tuhan. Doa permohonan yang sejati lahir dari kesadaran akan diri sendiri yang terbatas dan lemah di hadapan Tuhan.

Meski banyak orang menyuruhnya diam, Bartimeus tetap berteriak lantang. Banyak orang yang meremehkan doa dan menganggapnya sebagai upaya sia-sia. Mereka yang tidak percaya kepada Tuhan menertawakan orang beriman yang menghabiskan waktu untuk berdoa. Apakah kita berhenti berdoa karena komentar semacam itu?

Mereka yang merasa cukup dengan diri sendiri dan tidak membutuhkan Tuhan sesungguhnya orang malang yang tidak menyadari kemalangannya. Karena itu, tidak datang kepada Tuhan.

Akibatnya, mereka terus berkubang dalam kemalangannya. Bartimeus itu sebaliknya. Dia menyadari kemalangannya dan berseru memohon belas kasihan Tuhan. Yesus menyembuhkannya, sehingga dia dapat melihat kembali dan mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya (Markus 10:52).

Kamis, 30 Mei 2024
HWDSF

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here