Pak Agapa, aku tidak pernah melihat jasadmu dengan mataku sendiri. Ketika aku sampai di Pasar Sore, pada tengah hari itu, jasadmu telah dipikul beramai-ramai ke Polres Nabire dan disemayamkan di sana. Di tempat itu kau menagih orang yang telah melenyapkan hidupmu untuk bertanggung jawab.
Kematianmu sama sekali tidak diam, tapi menggugat titik terdalam orang-orang di sana. Kematianmu mengajak para pembunuhmu untuk mengakui bahwa dirinya adalah pembunuh. Dengan alasan apapun identitas ‘pembunuh’ itu tidak bisa disamarkan. Persis seperti Herodes yang tidak bisa membebaskan dirinya dengan mencuci tangan. Atau Daud yang telah membunuh Uria, dengan menempatkannya di barisan depan dalam perang. Kain tidak pernah bisa melupakan Abil, korbannya. Pak Agapa, aku yakin, kau tidak akan pernah membebaskan penembakmu dari dakwaan kalaupun negara tidak mendakwa dan tidak menghukumnya.
Dari dalam kuburmu kau akan terus berseru, “Kau pembunuh! Kau pembunuh!” tanpa pernah bisa dibungkam. Mungkin, seruanmu itu sekarang terus bergaung di dalam hati penembakmu tanpa dia bisa membebaskan diri.
Aku menyimak kembali cerita yang kudengar dari seorang umat di Kristus Raja siang itu tentang kematianmu.
Selama beberapa hari kau terserang malaria tropika. Malaria yang menyerang otak. Hari itu, kau muncul di jalan menuju Pasar Sore. Tanganmu memegang parang, seolah-olah menakut-nakuti para pelintas dan memberikan ancaman yang serius. Orang yang kutanyai itu tidak tahu bagaimana tiba-tiba serombongan Brimob sampai di tempat itu dan berhasil meringkusmu dan mengikutmu pada tiang gapura masuk ke sebuah rumah.
Dalam keadaan terikat pada tiang gapura, kau dieksekusi tanpa alasan yang kau ketahui.
Ketika matahari sudah terbenam, ada seorang muda menantiku di samping SMA. Ia membawakan video amatir rekaman peristiwa kematianmu. Darah dari selangkanganmu membasahi Tanah Papua, tanah Moyangmu, dan Tanah bangsamu. Darahmu memberikan kekuatan pada kaummu untuk membela orang-orang sepertimu, Pak Agapa.
Aku minta maaf, karena aku tidak pernah sampai ke Polres untuk menghormatimu…