Home BERITA Kembali ke Laptop, Jangan Melantur

Kembali ke Laptop, Jangan Melantur

0
Percakapan Tuhan Yesus dan Rasul Petrus

Bacaan 1: Kis 28:16-20. 30-31

Injil: Yoh 21:20-25

Saat sedang ngobrol serius kadang seseorang bisa bicara melantur karena berbagai alasan. Kadang saat baru bangun tidur atau saat sakit bisa saja seseorang berbicara melantur. Berbicara melantur juga bisa karena gejala psikosis.

Psikosis adalah penyakit mental yang menyebabkan pengidapnya tidak bisa membedakan kenyataan dan imajinasi.

Berbicara melantur artinya menyampaikan hal-hal yang menyimpang atau tidak benar-benar terjadi.

Saat diajak ngobrol serius dengan Tuhan Yesus, Rasul Petrus tiba-tiba malah berbicara melantur (menyimpang) dari pembicaraan. Saat itu Tuhan Yesus sedang menjelaskan bagaimana Petrus akan mati serta pengutusan-Nya.

Entah karena takut akan kematiannya atau memang “kepo” dengan nasib orang lain (Yohanes), ia mempertanyakannya pada Tuhan Yesus.

Oleh Tuhan Yesus pertanyaan “kepo” itu tidak ditanggapi-Nya namun Ia justru mengajak Petrus kembali fokus kepada pengutusannya, “kembali ke Laptop”.

“Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku.”

Tuhan Yesus sampai mengulang ajakan-Nya, “Ikutlah Aku.” dua kali.

Kadang manusia memang hobi “kepo” kehidupan orang lain, padahal kehidupannya sendiri sangat penting untuk dipikirkannya sendiri.

Paulus meski hidup dari satu penjara ke penjara lain, dianiaya dan dimusuhi dari satu kota ke kota lain, ia tidak peduli dan tetap fokus pada tugas pengutusannya yaitu mewartakan injil.

Dalam kasus naik banding kepada Kaisar, Paulus diperbolehkan menyewa rumah sebagai tahanannya sendiri. Disitu ia menerima banyak tamu diantaranya yang pertama-tama saat tiba di Roma, ia mengundang tokoh-tokoh Yahudi diaspora di Roma.

Ia menjelaskan posisinya terhadap bangsanya serta orang-orang Yahudi, yaitu tidak pernah kecewa maupun memusuhi mereka meski ia dimusuhi dimana-mana.

Paulus tidak pernah melantur namun tegak lurus pada pengutusannya, mewartakan injil.

“Saudara-saudara, meskipun aku tidak berbuat kesalahan terhadap bangsa kita atau terhadap adat istiadat nenek moyang kita, namun aku ditangkap di Yerusalem dan diserahkan kepada orang-orang Roma.

…terpaksalah aku naik banding kepada Kaisar, tetapi bukan dengan maksud untuk mengadukan bangsaku.

Itulah sebabnya aku meminta, supaya aku melihat kamu dan berbicara dengan kamu, sebab justru karena pengharapan Israellah aku diikat dengan belenggu ini.”

Pesan hari ini

Tetap fokus pada pengutusanmu dan tidak perlu “kepo” urusan orang lain.

“Ini hidupku, kenapa kamu yang jadi sutradara?”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version