Bacaan 1: Yes 54:1 – 10
Injil: Luk 7:24 – 30
PUTUS dengan pacar, mungkin saja bukan akhir dari segalanya. Ada saja mereka yang gagal “move on”, karena masih ingin kembali ke mantan terindah.
Apalagi komunikasi diantara mereka masih terjalin dengan baik. Namun demikian harus dipikirkan secara matang, bukan dengan asal-asalan agar tidak tambah runyam.
Perlu memahami perasaan masing-masing, mungkin saja rasa itu masih ada.
Dalam nubuat Nabi Yesaya, ada dua tema disajikan.
Pertama adalah tema perkawinan, di mana Sion adalah isteri Allah tercinta.
Israel pernah menyelingkuhi Allah maka Dia sempat menceraikan Israel namun itu hanya sementara waktu saja. Tema perkawinan adalah sebuah gagasan dari perjanjian, yang menambah dimensi emosional dan membangkitkan perasaan cinta.
“Sebab seperti isteri yang ditinggalkan dan yang bersusah hati TUHAN memanggil engkau kembali…Hanya sesaat lamanya Aku meninggalkan engkau, tetapi karena kasih sayang yang besar Aku mengambil engkau kembali.”
Tema kedua adalah analogi zaman Nuh, di mana Allah berjanji tak kan lagi mengutuk bumi. Janji yang ditepati sejak zaman Nuh akan juga ditepati-Nya kepada Israel.
Dalam bacaan inji, Tuhan Yesus kembali memuji Yohanes Pembaptis.
Yohanes bukanlah batang buluh yang terombang-ambing diterjang angin, ia adalah nabi Allah. Ketabahan dan kesetiaannya bahkan mengantarnya ke penjara. Yohanes lebih dari seorang nabi.
Yohanes telah dipilih untuk mempersiapkan kedatangan Mesias ke dunia.
“Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu.”
Penolakan para pemimpin Yahudi untuk menerima baptisan Yohanes merupakan tanda bahwa mereka tertutup bagi rencana keselamatan Allah.
Penolakan mereka kepada Yohanes adalah sebuah alasan untuk kemudian menolak Yesus sebagai Mesias.
Pesan hari ini
Israel memang sempat ”diceraikan”, namun itu hanya sementara. Allah akan mengambilnya kembali sebagai isteri, sebab Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya.
Belajar kerendahan hati serta kesetiaan dari Yohanes Pembaptis, meski hal itu mengantar ke penderitaan sesaat.
“Saat mengenalmu sama seperti saat mengambil nafas, maka melupakanmu sama halnya diriku berhenti bernafas. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”