Kepada-Nyalah Aku Berkenan

0
208 views
Pembaptisan Tuhan, by I, Davezelenka.

Puncta 09.01.23
Pesta Pembaptisan Tuhan
Matius 3: 13-17

MASIH ingatkah ketika anda menerima baptisan? Kapan waktunya? Di mana dibaptisnya? Oleh siapakah anda menerima baptisan? Siapa wali baptisnya?

Entah kita baptis bayi atau baptis dewasa, pasti ada tanda resminya yakni Surat Baptis. Mungkin anda perlu mencari-cari Surat Baptisnya dulu, sebelum bisa menjawab pertanyaan di atas.

Ya kalau menyimpan Surat Baptis, kalau tidak harus mencari di Buku Baptis tempat anda dulu menerima baptisan.

Peristiwa itu adalah peristiwa terpenting dalam hidup kita. Karena dengan baptisan kita dilahirkan kembali dari air dan Roh Kudus.

Kita diangkat menjadi anak Allah dan dimasukkan langsung dalam Gereja kudus-Nya.

Romo Notobudyo, mengomentari ulangtahun kelahiran Vikjen KAS Romo YR Edy Purwanto, demikian, “Beliau lahir baru satu hari, saya baptis, inilah kebiasaan bagus di Paroki Promasan.”

Orangtua memikirkan dan bertanggungjawab demi keselamatan jiwa anaknya.

Jadi sebenarnya yang kita rayakan tidak hanya hari ulang tahun kelahiran, namun juga hari pembaptisan.

Dalam pembaptisan itu kita diwisuda secara resmi menjadi anggota Gereja Kristus.

Dalam Injil Matius, Yohanes Pembaptis merasa tidak pantas membaptis Yesus Sang Mesias. Namun hal itu tetap harus dijalani untuk menggenapi rencana dan kehendak Allah.

Mereka berdua adalah orang yang taat pada kehendak Tuhan.

Ketika Yesus dibaptis, terdengarlah suara dari surga yang mengatakan: “Inilah Putera-Ku yang terkasih , kepada-Nyalah Aku berkenan!”

Dalam sabda ilahi itu terungkaplah pernyataan yang sangat mendasar tentang siapakah sebenarnya Yesus, yang sebagai manusia dikenal “orang dari Nasaret itu”.

Ternyata Yesus adalah ungkapan cinta Allah kepada Israel yang baru, umat-Nya yang sebenarnya.

Kasih Allah itu diungkapkan kepada kepada kita manusia, dengan membiarkan diri-Nya dibaptis di sungai Yordan sama seperti orang-orang lain.

Sebagai manusia, Yesus membiarkan Diri-Nya dibaptis oleh Yohanes.

Dengan demikian Ia merendahkan Diri-Nya dan menunjukkan, bahwa Ia sungguh rela menerima kondisi kita sebagai manusia seutuhnya.

Ia lahir di Betlehem, dibaptis di sungai Yordan. Tindakan ini dipandang sebagai pengakuan diri bahwa Yesus adalah manusia lemah seperti kita.

Tetapi sekaligus di sungai Yordan Yesus juga diakui sebagai Putera Allah dan perutusan-Nya sebagai Penyelamat.

Ia taat dan setia melaksanakan perutusan-Nya, rela mengalami sengsara, ditolak dan menderita, bahkan mati di salib, di mana Ia dengan demikian akhirnya menyelesaikan perutusan-Nya.

Dengan menerima baptis dari Yohanes di Yordan, Yesus menyamakan diri-Nya dengan manusia seutuh-utuhnya kecuali dalam hal dosa.

Itulah pelaksanaan kenabian-Nya yang sempurna! Ia menjadi manusia untuk menyelamatkan kemanusiaan kita yang telah jatuh.

Kita pun diundang dan diutus Tuhan untuk melaksanakan tugas kenabian Gereja berdasarkan baptis yang telah kita terima.

Kita semua tanpa kecuali dibaptis dalam Yesus Kristus, artinya kita dibaptis juga di dalam hidup sampai dengan kematian-Nya.

Karena baptis kita juga dipanggil untuk mewartakan tugas kenabian kepada umat manusia.

Apakah hidup dan tugasku, apa pun bentuk atau macamnya, merupakan penghayatan tugas kenabianku sebagai orang yang sudah baptis?

Apakah yang dapat kulakukan sekarang ini, dalam keluarga, di tempat kerja, di lingkungan Gereja, di tengah masyarakat kongkret sekarang ini?

Bulan malu bersinar di balik awan-awan,
Bintang-bintang tak tampak di atas sana.
Karena baptisan kita semua diutus Tuhan,
Mewartakan kasih dan damai bagi sesama.

Cawas, syukur atas baptisan mulia..

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here