Kepedulian

0
435 views
Ilustrasi: Peringatan Hari Orang Sakit Sedunia di RS St. Elisabeth Semarang ditandai dengan Perayaan Ekaristi dan penerimaan Sakramen Pengurapan untuk Orang Sakit oleh Mgr. Robertus Rubiyatmoko. (Ist)

Sabtu 11 Februari 2022

Santa Perawan Maria di Lourdes

Hari Orang Sakit Sedunia

  • Kej. 3:9-24.
  • Mzm. 90:2,3-4, 5-6,12-13.
  • Mrk. 8:1-10.

DI tengah zaman post modern ini, banyak orang hidup dengan semangat individualistis, yang tampak dalam sikap dan keterarahan hati untuk mengagungkan diri sendiri.

Apakah kepedulian kita terketuk manakala melihat orang lain membutuhkan uluran tangan kita?

Banyak orang yang saat ini hidup dengan luka yang terganga. Berjalan tanpa arah dan hanya sekadar menyambung napas kehidupan.

Ada yang terluka jiwanya karena mengalami penolakan. Tidak menerima cinta dan kesempatan mencintai. Hidup dalam kekecewaan dan bahkan kemarahan.

Ada yang terbius oleh kenikmatan hingga jiwanya terlelap tidur hingga selalu berjalan tanpa kesadaran.

Ada yang secara ekonomi, sungguh berat, semua jalan untuk memperoleh hasil yang baik namun tak kunjung teraih, hingga untuk makan pun tidak pernah cukup.

Ada pula yang menanggung derita dan penyakit yang tak kunjung sembuh.

Masih banyak yang terjadi di antara kita hingga kehadiran sesama yang punya keedulian dan yang mau membuka asa sangat dirindukan.

Tuhan Yesus memberikan contoh kepada kita dan pada para murid-Nya.

Kita akan memiliki kepedulian bila mau mengasahnya setiap waktu. Mengasah kepedulian berarti terus belajar kepedulian dari Yesus.

Seperti yang kita dengar dalam bacaan Injil hari ini,

“Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan.

Dan jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh.”

Tuhan Yesus tergerak hati-Nya oleh belaskasihan (compassion).

Pada saat itu Yesus melihat banyak orang yang kelaparan.

Para murid dengan nada pesimis berkata “Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?

Dalam hidup sehari-hari, kita sering bertemu dengan begitu banyak orang yang butuh empati dan atensi.

Di antaranya: orang yang tidak mempunyai makanan yang cukup, orang yang sakit, orang yang menderita.

Begitu banyak orang, kelompok atau organisasi berusaha untuk menolong orang-orang tersebut.

Akan tetapi masih banyak orang juga yang tidak peduli akan situasi ini.

Banyak alasan yang dipakai untuk untuk tidak mau menolong orang yang sungguh membutuhkan.

Yesus menantang kita untuk menggunakan berkat yang kita terima untuk dipakai membantu dan melayani mereka yang sungguh memerlukan bantuan.

Yesus bertanya kepada kita masing-masing, “Berapa banyak berkat yang telah kamu terima? Berapa banyak waktumu untuk orang lain?

Bagaimana kepedulianmu kepada orang lain yang membutuhkan bantuan?”

Memberi tidak harus menunggu sudah berkelimpahan.

Dari sedikit yang kita miliki, Yesus akan memberkati dan melipatgandakannya sesuai kebutuhan.

Bahkan kita akan dibuat terkejut dengan kelimpahan berkat yang terjadi.

Bagaimana dengan diriku?

Pertimbangan apa yang aku gunakan dalam membantu sesama?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here