Rabu 6 Desember 2023.
- Yes. 25:6-10a.
- Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6.
- Mat. 15:29-37.
SEBUAH perhatian dapat diberikan untuk siapa saja.
Tak dapat dianggap sepele, sebuah perhatian meski sangat kecil sangat penting bagi sesama.
Apalagi jika mereka tengah berada pada masa sulit yang membutuhkan dorongan semangat untuk menghadapi persoalan hidupnya. Sebab, dengan perhatian itulah bisa menunjukkan rasa peduli, rasa kasih kita untuk sesama.
Bentuk perhatian dapat dilakukan dengan tindakan atau pun ucapan.
“Saya selalu ingat akan kemurahan hati seorang nenek tatangga saya waktu kecil yang berdagang makanan kecil,” kata seorang bapak.
“Setiap pagi dia keliling kampung hingga siang hari menjajakan makanan,”lanjutnya.
“Ketika dia berjalan pulang, dia akan berhenti di dekat lapangan di mana kami, anak-anak bermain bola lalu nenek itu akan membagi makanan yang belum terjual,” lanjutnya.
“Dia dengan cuma-cuma memberikan makanan itu kepada kami semua,” imbuhnya.
“Ambil satu-satu biar semua mendapat bagian, tidak usah rayahan (berebut makanan),” kata nenek waktu itu setiap kali kami mengerumuni tampah tempat makanan itu.
“Terima kasih ya Nek,” kata kami sambil berlari membawa makanan di tangan atau di mulut kami.
“Bisa saja, nenek itu membawa pulang makanan yang belum laku, namun dia selalu membagi kepada kami,” kata bapak itu.
“Saya senang melihat anak-anak senang,” jawab nenek itu ketika ditanya mengapa dia berbagai makanan itu.
“Bisa saja saya bawa pulang, namun saya sadar bahwa saya sudah mendapat rezeki dan kelebihan itu adalah rezeki untuk anak-anak yang mungkin ingin membeli tetapi tidak punya uang,” ujarnya.
“Dengan berbagi saya tidak menjadi kekurangan, semua dikukuhkan oleh Tuhan,” sambungnya.
Dalam.bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,“Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan.”
Injil hari ini menunjukkan kepada kita bahwa Yesus dengan belaskasih dan sangat berbelarasa terhadap orang banyak yang lapar dan menderita dengan membuat sebuah mukjizat, Ia memuaskan rasa lapar mereka dengan roti dan ikan yang dipergandakan.
Yesus memiliki hasrat dan kuat-kuasa untuk memenuhi segala kekurangan kita, bahkan Dia ingin menyembuhkan semua penderitaan kita.
Kita sungguh membutuhkan belaskasihan Tuhan. Karena bukan soal kelaparan karena kurang pangan tetapi karena dosa kelalaian yang menggerogoti iman kita.
Seringkali kita kurang peduli pada sesama dan menganggap sikap itu bukan dosa padahal dengan kelalaian dan kurang pedulian, kita bisa menciptakan derita bagi sesama. Kita bisa merugikan diri sendiri dan juga orang lain.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku sudah peduli akan penderitaan dan kesulitan sesama?
sangat bagus dan menyentuh hati supaya kita2 dapat meniru nenek sebagai toleransi dn berbagi kpd sesama walau pun sekecil apa pun.