Kerahiman Kristus Versus Penyangkalan Petrus

0
1,705 views

Jumat, 25 Maret 2016
Jumat Agung
Mengenang Sengsara Tuhan
Yes 52:13-53:12; Mzm 31:2.6.12-13.15-16.17.25; Ibr 4:14-16;5:7-9; Yoh 18:1-19:42

Kata Yesus kepada mereka, “Akulah Dia.” Ketika Yesus berkata kepada mereka “Akulah Dia”, mundurlah mereka, dan jatuh ke tanah. … Petrus menyangkal- Nya, katanya, “Bukan!”

HARI ini adalah Hari Jumat Agung. Kita bersyukur kepada Yesus Kristus, karena kerendahan hati dan kemurahan-Nya memberikan diri-Nya dalam dan di tengah penderitaan yang mengerikan. Kita ingin bersatu bersama-Nya lebih dekat hari ini dalam Penderitaan-Nya. Kita ingin mengenal Dia dan mengikuti-Nya lebih dekat lagi di seluruh hari-hari kehidupan kita.

Hari ini merupakan hari saat Yesus Kristus telah menaklukkan dosa dengan kematian-Nya pada kayu salib. Pada kayu salib Ia menunjukkan kerahiman-Nya tak bisa dihancurkan. Kian kita melawan Dia, kian besar pengampunan mengalir dari Hati Mahakudus-Nya.

Di Taman Getsemani, di hadapan rombongan para serdadu yang diutus untuk menangkap Dia, Yesus Kristus bersabda, “Akulah Dia. Ini adalah ata-kata yang penuh keberanian dan wibawa Yesus Kristus yang digunakan Allah pula untuk menggambarkan Diri-Nya kepada Musa di Gunung Sinai.

Kata-kata ini menunjukkan dan mewartakan kerahiman-Nya kepada Petrus yang menyankal Yesus Kristus dengan mengatakan “Bukan aku” Kata-kata Petrus berlawanan dengan kata-kata Yesus. “Akulah Dia! dari Yesus versus “Bukan aku” dari Petrus. Kata-kata Yesus berupa kerahiman. Kata-kata Petrus berupa penyangkalan.

Kata-kata “Bukan aku” menghadirkan semua kelemahan dan kerapuhan manusia, yang diungkapkan melalui mulut Petrus. Ia menyangkal jatidiri sebagai pengikut Yesus Kristus. Dengan demikian ia menegaskan kelemahan dirinya sendiri dan kebutuhannya akan kerahiman Kristus.

Dalam Adorasi Ekaristi Abadi sementara kita bersembah sujud di hadirat Yesus Kristus, kita menyadari diri kita seperti Petrus dan mengenali kebutuhan kita akan kerahiman Kristus. Kita mohon kerahiman-Nya untuk menghindari semua kegagalan dalam kehidupan kita dan menjadi lebih setia sebagai pengikut Yesus Kristus.

Tuhan Yesus Kristus, Engkau mati bagi semua orang untuk menyelamatkan kami dari dosa-dosa kami. Bantulah kami untuk menyadari kasih kerahiman-Mu. Semoga kami bekerja dengan teguh untuk membangun setiap kesempatan baru dalam hidup kami sehingga dalam saat pencobaan kami selalu berpaling kepada-Mu, Tuhan dan Penebus kami, kini dan selamanya. Amin.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here