Minggu 3 April 2016
Minggu Paskah II
Pesta Kerahiman Ilahi
Kis 5:12-16; Mzm 118:2-4.22-24.25-27a; Why 1:9-11a.12-13.17-19; Yoh 20:19-31
Yesus berkata kepada Tomas, “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku, dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.”
HARI ini adalah Pesta Kerahiman Ilahi. Injil hari ini tampaknya memilih fokus yang aneh. Kita masih berada dalam suasana Paskah, Yesus Kristus bangkit! Sukacita ada di mana-mana. Namun mengapa St. Yohanes menekankan luka-luka Kristus dalam Injil yang kita dengar hari ini?
Injil hari ini menyampaikan kepada kita segera sesudah Yesus menampakkan diri di ruangan tempat para rasul berkumpul, Ia menunjukkan bekas-bekas luka pada tangan dan lambung-Nya yang tertikam. Ia menunjukkan kepada mereka luka-luka penyaliban.
Sayangnya, Tomas, salah seorang dari para rasul tidak ada di tempat bersama mereka. Saat ia kembali, dan teman-teman lain dengan sukacita mengatakan kepadanya bahwa mereka telah melihat Yesus yang bangkit, namun ia menjawab, ‘Sekali-kali aku tidak akan percaya sebelum aku melihat dan mencucukkan jariku pada bekas luka-luka-Nya.”
Delapan hari kemudian, para murid-Nya kembali berkumpul dalam satu ruangan, dan Tomas bersama mereka. Yesus datang dan berdiri di antara mereka dan berkata kepada, “Damai sejahtera bagi-Mu” Lalu Yesus bersabda kepada Tomas, “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku, dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.” Tomas pun menjawab, “Ya Tuhanku dan Allahku!”
Kini Tomas melihat dan menjamah luka-luka Kristus dan membuatnya sujud menyembah Dia sambil berkata, “Ya Tuhanku dan Allahku!” Dengan episode ini, St. Yohanes hendak mengingatkan kita bahwa Allah begitu mengasihi dunia hingga mengutus Putra-Nya yang tunggal (lihat Yoh 3:16). Kasih dan kerahiman-Nya mengalir dari luka-luka penyaliban-Nya.
Yesus telah wafat bagi kita. Ia menyelamatkan kita. Luka-luka-Nya adalah kartu identitas-Nya. Luka-luka itu menggemakan kepada kita bahwa kerahiman Allah lebih kuat dari maut.
Semua ini diikat dalam pesta yang istimewa saat kita merayakan Pesta Kerahiman Ilahi hari ini. Kerahiman Allah adalah kasih Allah yang menjumpai kehancuran kita. Kita semua membutuhkan kerahiman-Nya, justru karena kita orang yang berdosa dan hancur remuk redam.
Sebagaimana Yesus Kristus sabdakan kepada St. Faustina, rasul Kerahiman Ilahi, luka-luka Kristus, nyata dalam keabadian, merupakan penanda yang hiudp dari kerahiman Allah. St. Faustina mengalami bahwa kerahiman Kristus mengalir kepada kita melalui luka-luka-Nya. Kerahiman Allah tercurah melalui luka-luka Kristus. Samodera kerahiman membentang melalui luka-luka Kristus.
Itulah sebabnya, kita berdoa, “Demi sengsara Yesus yang pedih, tunjukkanlah belas kasih-Mu kepada kami dan seluruh dunia.” Kita mendaraskan doa itu bersama St. Faustina.
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi, kita menyembah Yesus Kristus yang menganugerahkan kepada kita kerahiman-Nya melalui luka-luka-Nya. Semoga hati kita selalu penuh syukur dan tetap tinggal dekat dalam kasih-Nya dan jamahan-Nya yang penuh kerahiman.
Tuhan Yesus Kristus, terima kasih atas contoh kasih dan kerahiman yang Kau berikan kepada kami melalui penampakan-Mu kepada para murid dan kebaikan-Mu kepada St. Tomas. Tuhan Yesus Kristus, demi sengsara-Mu yang pedih, tunjukkanlah belas kasih-Mu kepada kami dan seluruh dunia kini dan selamanya. Amin.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)