DALAM pengajaran-Nya, Yesus menggambarkan Kerajaan Surga dalam pelbagai perumpamaan.
Hari ini, Dia menggambarkannya sebagai harta terpendam dan mutiara berharga (Matius 13:44.45). Bukan hanya dua gambaran yang berbeda, cara orang menemukannya pun tidak sama.
Orang pertama menemukannya secara kebetulan. Dia tidak merencanakannya.
“Hal Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu.” (Matius 13:44).
Orang kedua memang berusaha mencarinya. “Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.” (Matius 13:45-46).
Banyak yang menemukan Yesus dan Kerajaan Surga yang dibawa-Nya secara tidak sengaja. Harta berharga itu ditemukan di tengah kehidupan dan kesibukannya. Seakan-akan Yesus membuka diri kepada mereka.
Menyadari bahwa Yesus dan ajaran-Nya sebagai harta paling berharga, mereka melepaskan yang selama ini diyakini. Mereka bertobat dan mengikuti Yesus. Santo Paulus, misalnya.
Ada pula orang yang secara sengaja mencari Yesus dalam hidupnya. Ayahku menjadi seorang Katolik setelah mempelajari pelbagai agama. Beliau mencari keyakinan yang paling benar dan menjamin keselamatan hidupnya.
Pada saat mempelajari agama Katolik, beliau menemukan jalan dan tujuan hidup yang benar. Setelah dibaptis, beliau menjadi orang Katolik yang sungguh-sungguh.
Baik untuk orang yang pertama maupun yang kedua, Yesus dan Kerajaan Surga merupakan pemberian. Berbahagialah mereka yang telah mendapatkannya, lalu meyakininya sebagai jalan dan tujuan hidupnya.
Bagaimana kita menemukan Yesus?
Sebagai orang pertama yang “kebetulan” berjumpa Yesus atau kita mencari-Nya. Apa pun prosesnya percaya kepada Yesus itu anugerah; bukan pertama-tama usaha manusia.
Orang perlu bersyukur atas anugerah itu.
Rabu, 2 Agustus 2023