Sabtu, 23 Juli 2016
Pekan Biasa XVI
Yer 7:1-11; Mzm 84:3.4.5-6a.8a.11; Mat 13:24-30
…. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba….
DARI Injil hari ini, kita dapat belajar bahwa Allah tidak menyerah terhadap kita. Allah begitu sabar terhadap kita.
Bahkan meskipun kita membiarkan ilalang tumbuh dalam ladang hidup kita di antara gandum, Ia memberikan kepada kita kesempatan untuk bertumbuh dalam kebaikan. Ia tahu bahwa semuanya tidak lenyap. Bagi Allah selalu masih ada harapan dan selalu masih ada waktu.
Kita menyadari bahwa kita sudah melawan Allah karena dosa-dosa kita. Bahkan kita tidak mampu mengatasi diri kita sendiri dan kecenderungan terhadap dosa. Namun syukur kepada Allah kita masih mengalami kasih dan kerahiman-Nya. Maka, sungguh, Allah tidak pernah menyerah terhadap kita, meskipun tampaknya kita sering menyerah pada diri sendiri.
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi sementara kita menyembah Yesus Kristus kita mengandalkan Allah yang memberi kita waktu untuk kita menyuburkan ladang hidup kita dan memperkembangkan gandum kebaikan di dalamnya. Kita berdoa agar buah-buah yang baik dihasilkan dan berlimpah. Apakah kita merasa dan mengalami kesabaran Allah dalam hidup kita?
Tuhan Yesus Kristus, bahkan meski Dikau telah mengangkat kami dalam keluarga-My melalui Baptisan, selalu ada waktu saat ketika kami melupaka tujuan hidup kami, yakni surga. Kami lemah, dan karena kelemahan kami, kami sering menodai ladang gandum kehidupan kami. Ampunilah kami, Tuhan, karena sering melawan Dikau, dan bantulah kami untuk memperbaiki hidup kami. Terima kasih atas anugerah kerahiman-Mu. Terima kasih telah bersabar terhadap kami, karena mengasihi kami, dan meneguhkan kami untuk terus bertumbuh sebagaimana seharusnya kini dan selamanya. Amin.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)