Kesambet

0
490 views
Ilustrasi.

Sabtu 21 Januari 2023

  • Ibr. 9:2-3,11-14.
  • Mzm. 47:2-3,6-7,8-9.
  • Mrk. 3:20-21.

RAMALAN atau jongko Jayabaya, pujangga Jawa itu banyak dikenal dan disitir orang.

Bunyinya begini: “… jamane jaman edan, sing ora edan ora bakal keduman. Nanging sak bejo-bejone wong edan, isih luwih bejo wong kang eling lan waspodo…”

Dengan arti kira-kira: “… akan datang saatnya zaman edan. Orang yang tidak ikut edan-edanan tidak akan mendapatkan bagian. Namun sebesar apa pun untungnya orang edan, masih lebih untung orang yang sadar dan waspada…”

Banyak orang berpikir zaman sekarang ini sungguh-sungguh menjadi zaman edan. Karena seringkali ada sitausi yang diputarbalikan.

Kebaikan seringkali diputarbalikan oleh kebatilan, kejujuran dikangkangi oleh kebohongan, ketulusan kalah dengan keserakahan.

Norma hidup bersama dibuat kacau hingga kehidupan bersama yang rukun dan damai diacak-acak dengan tingkah pola yang penuh kemunafikan.

Orang benar dituduh tidak waras dan disingkirkan, orang yang hanya pandai omong dipuja bagai dewa.

Zaman edan ini, menjadikan mimpi dan keinginan sebagai pusat untuk mengejar kenikmatan dan kenyamanan tanpa peduli pada jeritan orang lain.

Kesemrawutan pikiran dan pola tindak ini membuat orang tidak bijaksana menilai dan menghadapi kenyataan hidup.

Orang yang bersuara keras dan banyak bersuara dianggap benar dan begitu saja dipercaya. Namun ketika perkataannya harus dipertanggungjawabkan dengan gampang bilang ‘kesambet’.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Kemudian Yesus masuk ke sebuah rumah. Maka datanglah orang banyak berkerumun pula, sehingga makanpun mereka tidak dapat. Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi.”

Ditolak dan tidak dianggap waras karena mengikuti Yesus sudah wajar dan tidak perlu sakit hati atau kecewa.

Yesus saja pernah dianggap tidak waras oleh orang-orang, Yesus dikatakan kerasukan Beelzebul, Yesus dibenci oleh mereka yang tidak suka melihat kebenaran sabda Tuhan disampaikan dan kuasa iblis dikalahkan.

Kita harus siap dikatakan tidak waras dan dijauhi oleh mereka yang sebetulnya kita kasihi.

Tidak perlu membenci orang-orang yang menolak kita karena mereka tidak suka kita mengikut Yesus.

Kita harus tetap mengasihi mereka, mendoakan mereka dan menolong saat mereka mengalami kesulitan hidup.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku pernah dianggap aneh karena mengikuti Yesus?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here