Selalu ada kesempatan kedua untuk kembali ke jalan yang benar. Bila kita jatuh ke dalam ”kematian” aelalu ada pertolongan Tuhan bila kita mau menghampiri dan memohon pertolongan kepada-Nya.
Suatu ketika mobilku mogok. Aku bersyukur dengan pengalaman ini. Kejadiannya baru saja, 1 Desember lalu. Seperti biasa, bila ada sidang ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, aku memilih berangkat dengan pesawat pertama dan langsung pulang dengan pesawat terakhir hari itu juga.
Singkat cerita, malam itu, saat tiba kembali di Bandara Ahmad Yani, Semarang, aku bergegas menuju lokasi parkir mobil. Sungguh aneh karena pintu mobil tidak bisa aku buka dengan remote. Wah, kenapa ini? Aku memastikan lagi, jangan-jangan aku salah mobil? Ternyata sudah benar. Namun, kenapa kok tidak bisa dibuka pakai remote? Lalu aku putuskan membuka dengan manual.
Setelah kuperiksa akhirnya kusadari bahwa tadi pagi aku lupa mematikan lampu mobil. Lampu mobil menyala terus sejak tadi pagi. Akibatnya, batere (aki) habis sama sekali. Wah…. gimana nih?
Aku diam sejenak, mencoba tetap tenang memikirkan langkah-langkah sistematis mengatasi hal ini. Terpikir olehku langkah-langkah logis teknis dengan berbagai alternatif muncul salah satunya, yang paling gampang adalah memanggil bengkel piket di kantorku.
Dengan alternatif solusi ini setidaknya akan memerlukan waktu paling cepat 45 menit. Prosedurnya, aku harus lapor dan minta tolong ke kepala bengkel, selanjutnya dia akan menyuruh petugas bengkel piket untuk datang menolongku. Tapi, bisa terlalu lama aku menunggu di lokasi parkir bandara ini, pikirku.
Setelah beberapa saat, aku tergerak menghampiri seorang petugas keamanan bandara untuk menyampaikan masalahku. Tanpa banyak tanya, petugas itu lalu memanggil rekannya dan mendorong mobilku, beberapa kali coba didorong tetap gagal juga.
Lalu bapak itu menghilang pergi. Beberaoa menit kemudian datang lagi dengan 2 kabel besar. Dia meminta salah satu sopir taksi yang ada disitu mendekat ke mobilku. dengan sigap dia membuka kap mesin dan menempelkan kabel dari aki taksi ke kabel aki mobilku.
Hanya butuh waktu beberapa detik, sekali starter, mesin mobil hidup kembali. Wow…….lega sekali rasanya, aku sungguh mengucap terima kasih. Tak lupa aku memberikan uang 40 ribu rupiah sebagai ”uang rokok”. Dalam hatiku, sejujurnya, uang itu tidak akan bisa menggantikan ketulusannya menolongku.
Keselamatan Tuhan
Sepanjang perjalanan Semarang – Kudus, aku merenungkan pengalaman yang baru aku alami itu. Barangkali seperti itulah analogi keselamatan yang Tuhan janjikan pada kita umatNya.
Selalu ada kesempatan untuk kembali ke jalan yang benar, bila kita jatuh ke dalam ”kematian”. Selalu ada pertolongan Tuhan bila kita mau menghampiri dan memohon pertolongan kepada-Nya.
Namun, untuk mendapatkan pertolongan Tuhan atau keselamatan, kita harus sungguh percaya dan pasrah pada Tuhan, tidak ragu-ragu, dan mantap mengadalkan cara-cara Tuhan menolong kita. Karena tidak ada sesuatu yang mustahil bagi Tuhan. Semuanya bisa sangat mudah dan praktis, asal kita percaya penuh kepada-Nya. Seperti ketika petugas keamanan bandara itu menolong mobilku yang mogok itu.
Tuhan tidak memerlukan sistem dan prosedur yang rumit untuk menolong orang-orang yang percaya. Cara kerja Tuhan sungguh simpel, instan dan praktis. Seperti contohnya ketika menyembuhkan orang buta atau menghidupkan kembali Lazarus yang sudah beberapa hari mati.
Tuhan hanya cukup berkata: ”Lazarus, marilah ke luar!” Dan, Lazarus yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kafan dan mukanya tertutup dengan kain peluh.
Kata Tuhan kepada mereka: ”Buka lepaskanlah kain-kain itu dan biarkan ia pergi.” Lazarus mendapatkan keselamatan karena iman dan percaya kepada Tuhan.
Yah, memang cara-cara Tuhan menolong kita memang luar biasa. Masalahnya, apakah kita sudah sungguh percaya dan mengandalkannya? Apakah kita telah sungguh-sungguh menempatkan Tuhan sebagi pusat dan sumber hidup kita sehari-hari? Apakah kita sudah sungguh percaya kepada-Nya?
”Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” (Yohanes 11: 25-26)
”Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Tuhan ?” kata Yesus (Yohanes 11: 40)
Mari kita saling mengingatkan dan meneguhkan untuk senantiasa semakin percaya dan mengandalkan-Nya.