Keselarasan antara Hidup Lahir dan Batin

0
213 views
Mengejar cita-cita dan konsisten (Ist)

KETIKA seorang Farisi mengundang ke rumahnya untuk makan, Yesus duduk makan tanpa mencuci tangan. Sang tuan rumah pun heran (Lukas 11:38). Mencuci tangan bukan sekadar soal higienitas, melainkan ritual keagamaan yang wajib dilakukan.

Orang-orang Farisi secara ketat menaati aturan itu. Sayangnya, mereka tidak melengkapi dengan semangat batin yang benar. Tangannya melakukan sesuatu yang berbeda dari hatinya (Lukas 11:39). Tangan mereka bersih, tetapi hatinya kotor dengan pelbagai rampasan dan kejahatan (Markus 12:40), ungkapan egoisme yang besar.

Karena itu, dalam kritiknya kepada mereka, Tuhan Yesus bersabda, “Berikanlah isinya sebagai sedekah, dan semuanya akan menjadi bersih bagimu” (Lukas 11:41). Sedekah itu tindakan kasih yang nyata kepada sesama yang membutuhkan; menghilangkan keserakahan. Berbeda dari dari mencuci tangan yang hanya untuk memuaskan atau membenarkan diri sendiri.

Orang Farisi yang mengutamakan ritual lahiriah itu mengingatkan kita untuk tidak menilai orang lain semata-mata berdasarkan penampilan luarnya. Tidak seorang pun mengetahui isi hati dan pikiran sesamanya.

Hari ini Yesus mengkritik orang Farisi yang mengutamakan penampilan lahiriah tanpa mendukungnya dengan hidup batin yang bersih, sesuai dengan ajaran Tuhan. Berulangkali Yesus menyampaikan hal yang sama kepada mereka.

Ketika mendengarkan sabda Yesus itu, kita melihat diri kita sendiri. Bukankah kita juga sering mengutamakan hal-hal lahiriah? Kita pergi beribadah hanya untuk memenuhi kewajiban tanpa mempersiapkan dan melibatkan hati seutuhnya.

Santo Ignasius dari Antiokia memberikan teladan nyata dalam mengisi hidup batin dengan iman dan cinta kepada Tuhan. Karena imannya yang murni, suci, dan kokoh kuat, kesaksian imannya pun mengagumkan. Gereja mengenangnya sampai hari ini.

Dalam perjalanan ke Roma, menuju kemartirannya, dia menulis, “Aku ini gandum Kristus. Biarlah aku digiling oleh geraham binatang buas agar aku menjadi roti murni.”

Baginya tubuh lahiriah hancur di moncong binatang tidak menakutkan, karena dia telah mempersembahkan hati yang murni kepada Tuhan. Apakah kita telah mempersembahkan hati yang sama kepada Tuhan?

Selasa, 17 Oktober 2023
PW Santo Ignasius dari Antiokia , Uskup dan Martir

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here