Kesombongan Mendatangkan Badai

0
883 views
Ilustrasi: Berbuat menjawab tantangan. (Ist)

Sabtu, 29 Januari 2022

  • 2Sam. 12:1-7a.10-17.
  • Mzm: 51:12-13.14-15.16-17.
  • Mrk. 4:35-41

SETIAP orang yang berlayar mesti siap menghadapi gelombang dan badai.

Demikian juga dalam kehidupan ini. Setiap perjalanan mencapai tujuan yang baik akan berhadapan aneka macam tantangan dan kesulitan.

Bahkan dari banyak pengalaman para pencari ketenangan jiwa, ketika mereka sudah bisa mengatasi godaan dari luar dirinya, muncullah godaan yang paling berat. Itu malahan berasal dari dalam dirinya.

Riuh rendahnya ambisi dan keinginan akan menjadi halangan paling berat untuk diatasi hingga sampai pada keheningan jiwa.

“Waktu masih muda, berpindah tempat karya dan tugas menjadi sebuah kesempatan yang ditunggu; setelah beberapa tahun ada di suatu tempat,” kata seorang teman.

“Kini setelah merasa tua, rasanya keluwesan mulai melemah,” lanjutnya.

“Berangkat dari tempat yang sudah biasa dan nyaman lalu harus berjalan pergi ke tempat lain yang kiranya kita sudah tahu kurang lebih situasi dan kondisinya,” ujarnya.

“Tantangan kini berubah. Jika dulu tentang adaptasi dan mencari celah untuk lebih memiliki ketepatan dan kecepatan dalam menjalankan pekerjaan, kini berubah hanya mengurusi perasaan diri sendri,” lanjutnya.

“Tantangan dan rintangan setiap pribadi dalam kehidupan ini berbeda-beda sesuai dengan tujuan yang ingin kita capai,” katanya.

Dalam bacaan Injil.hari ini kita dengar demikian,”

“Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: ‘Marilah kita bertolak ke seberang.’

Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia.

Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.”

Badai bisa saja terjadi, meski Tuhan Yesus ada di kapal hidup kita.

Ketika kita tidak mengajak Tuhan mengatasi badai, situasi mencekam karena amukan badai.

Namum ketika kita mengajak Tuhan terlibat dalam kesulitan yang terjadi, kuasa Tuhan mengatasi situasi yang ada.

Badai tenang dan perahu berjalan lagi dengan aman.

Maka ketika badai menerjang kehidupan kita, ingatlah ada Tuhan Yesus yang mampu menolong kita mengatasinya.

Apakah aku selama ini mengajak Tuhan mengatai badai kehidupanku?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here