Home BERITA Ketidakpercayaan Bermula dari Luka Relasi

Ketidakpercayaan Bermula dari Luka Relasi

0
82 views
Thomas yang tidak mudah percaya.

Minggu, 27 April 2025

Kis. 5:12-16.
Mzm. 118:2-4,22-24,25-27a; Why. 1:9-11a,12-13,17-19;
Yoh. 20:19-31

KISAH Tomas yang tidak percaya bahwa Yesus telah bangkit sering kali hanya dipandang dari sudut pandang pribadinya: sebagai seseorang yang rasional, skeptis, dan sulit percaya sebelum ada bukti nyata.

Namun jika kita masuk lebih dalam, ada nuansa lain yang tak kalah penting: krisis kepercayaan Tomas terhadap komunitasnya sendiri, terhadap para sahabat dan sesama murid yang selama ini berjalan bersama.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: Kami telah melihat Tuhan.”

Tetapi Tomas berkata kepada mereka: “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.”

“Telah kami lihat Tuhan,” kata mereka dengan antusias. Tapi Tomas bergeming.

Ini bukan hanya karena ia butuh bukti fisik, tapi karena ia sedang mengalami luka batin: luka karena kehilangan, luka karena harapan yang pupus, dan lebih dari itu, luka karena kepercayaan yang goyah terhadap orang-orang terdekatnya.

Mengapa Tomas tidak percaya kepada kesaksian mereka? Mungkin karena di masa-masa terakhir sebelum penyaliban, ia melihat bagaimana komunitas ini kacau.

Petrus menyangkal, yang lain lari bersembunyi, tak satu pun berdiri teguh. Ketika iman mereka diuji, mereka semua goyah.

Maka ketika kini mereka berkata telah melihat Tuhan, Tomas bertanya dalam hatinya: Apakah aku masih bisa percaya kepada kalian?

Ini adalah realita yang sering kita alami dalam hidup menggereja atau dalam komunitas iman kita.

Bukan Tuhan yang sulit dipercaya, tapi sesama umat yang sering kali melukai, mengecewakan, bahkan membohongi. Dan ketika kepercayaan kepada sesama runtuh, iman pun ikut terguncang.

Namun Yesus tidak memarahi Tomas. Ia datang kepada Tomas secara pribadi, menunjukkan luka-Nya, dan memulihkan bukan hanya iman, tapi juga kepercayaan.

Tuhan tahu bahwa luka iman sering kali bermula dari luka relasi.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku bisa dipercaya oleh sesamaku?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here