PADA bulan lalu, ketika terakhir beribadah ke Gereja, tentu kita masih membaca tulisan di pintu masuk, “Mohon HP dimatikan”.
Artinya HP tidak boleh diaktifkan di dalam Gereja, hal ini bisa dimaklumi karena Gereja ingin umat fokus mendengarkan romo.
Dalam Sinode Keuskupan Bogor kemarin, salah satu bahasannya adalah “Bijak Menggunakan Teknologi” yang salah satunya adalah smartphone.
Bahwa Gereja Katolik pastinya selalu membuka diri terhadap perkembangan teknologi.
Seperti juga halnya Kitab Suci telah mengalami perkembangan sejak awal dari Tradisi Lisan, ditulis di atas Perkamen (kulit binatang), ditulis di kertas Papirus hingga kemudian dicetak sebagai buku Kitab Suci dan saat ini telah bisa di download di HP sehigga praktis bisa dibawa ke mana-mana dan dibaca setiap saat.
Tidak perlu lagi bawa buku tebal Kitab Suci namun cukup satu HP bisa untuk semuanya termasuk lagu-lagu dan doa-doa.
Berubah sesuai keperluan
Di saat wabah corona menghantam seluruh dunia, maka rumah ibadah menjadi lumpuh dan menggantungkan siaran live streaming yang bisa diakses lewat HP, bisa langsung atau thethering ke Laptop dan TV.
Saat ini, HP menjadi andalan Gereja untuk menjangkau umatnya yang harus mengikuti misa dari rumah.
Gereja seolah kembali pada masa Gereja Perdana ketika harus beribadat dari rumah ke rumah, berkumpul dalam kelompok kecil saling menguatkan menghadapi situasi saat itu yang tidak kondusif, karena dikejar-kejar penguasa dan orang-orang Yahudi.
Mungkin ketika suasana sudah kondusif dan kita kembali beribadah di Gereja maka aturan kembali ke semula (HP harus dimatikan) atau ada kebijakan baru HP boleh dipakai untuk “menjadi buku Puji Syukur dan bacaan Kitab Suci”, kita lihat saja perkembangannya nanti.
Namun suatu saat barangkali gadget benar-benar akan masuk dalam kegiatan liturgi dalam Gereja (who knows?), kita tidak akan pernah tahu.
Akan lebih baik lagi jika HP yang kita gunakan untuk mengikuti misa live streaming dan menyimpan Kitab Suci adalah HP yang benar-benar bisa dijaga pemanfaatannya, atau kalau istilahnya adalah Gadget Suci, tidak dicampur aduk dengan isi yang tidak pantas.
Mari bijak menggunakan teknologi