Bacaan 1: Dan 2:31 – 45
Injil: Luk21:5 – 11
PANDEMI memang sudah mulai melandai; bahkan bisa dikatakan sangat rendah. Hampir dua tahun, seluruh dunia didera pandemi Covid-19.
Selama pandemi, berlaku larangan berkerumun di tempat umum, termasuk beribadah ke rumah ibadah seperti di gereja.
Bangunan-bangunan megah tempat ibadah, sebelum pandemi banyak dipadati dan dikagumi umat-Nya.
Lalu tiba-tiba, umat harus menyingkir dari tempat ibadah.
Beruntung, umat Katolik masih bisa mengikuti ibadah secara online bahkan hingga hari ini. Gereja bukan lagi sebagai pusat untuk beribadah, namun hatilah sebagai bait Allah pribadi.
Allah kini hadir tidak hanya dalam kemegahan tempat ibadah, namun juga hadir secara pribadi dalam hati.
Gereja hadir sebagai “Gereja Rumahan” atau “Gereja kecil”.
Bagi bangsa Yahudi, Bait Allah adalah sebuah tempat yang sangat penting.
Bait Allah dibangun dengan megah oleh Raja Salomo. Disitu mereka berjumpa dengan Allah, tempat perlindungan ilahi.
Namun dalam pengajaran-Nya yang terakhir di Bait Allah, Tuhan Yesus malah menubuatkan kehancuran Bait Allah.
Kehancuran ini sering dikaitkan dengan datangnya akhir zaman.
Namun Yesus dilain waktu pernah mengatakan, bahwa usaha untuk menghitung waktu akhir zaman adalah sia-sia saja.
Tanda-tanda memang bisa menunjuk kehadiran akhir zaman namun tidak untuk menentukan kapan waktunya.
“Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka.”
Dari semua penafsir mimpi zaman Nebukadnezar, maka hanya Daniel-lah yang mampu mengungkapkan apa mimpi raja termasuk tafsirannya.
Lambang perusakan patung adalah lambang kehancuran empat kerajaan secara berturut-turut dimulai dari Babel.
Daniel menyatakan bahwa kehancuran patung bukan oleh tangan manusia adalah tanda akhir zaman dan tanda kehadiran kerajaan yang tak terkalahkan, yang sedang didirikan Allah.
Pesan hari ini
Saat tempat ibadah lumpuh karena pandemi, bukan berarti akhir dari dunia. Namun justru tanda kehadiran Allah secara pribadi dalam hati setiap umat Kristiani.
Kemegahan gereja telah menjelma menjadi “Gereja kecil” yang sederhana dalam keluarga.
“Kasih itu bukan karena kita mengasihi-Nya, karena Allah telah lebih dahulu mengasihi kita dan menganugerahkan Putera-Nya sendiri. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”