Ketika Merasa Sukses

0
0 views
Ilustrasi - Ist

Sabtu, 5 Oktober 2024

Ayb. 42:1-3.5-6.12-17.
Mzm. 119:66.71.75.91.125.130;
Luk. 10:17-24

SIAPA sih yang tidak ingin sukses? Semua orang pasti ingin sukses.

Apalagi jika perkerjaan kita diapresiasi dengan baik dan diberi reward sesuai dengan partisipasi serta sumbangan kita dalam sebuah karya.

Namun sering kali pelayanan dipandang hanya dari sudut hasil yang terlihat—seperti berapa banyak orang yang kita bantu atau seberapa besar dampak yang kita buat. Namun, esensi pelayanan sejatinya terletak pada perjalanan yang kita jalani bersama Tuhan dan sesama.

Dalam setiap tindakan pelayanan, kita diundang untuk mengalami kasih Tuhan yang mengubah hati kita. Ketika kita melayani, kita tidak hanya memberikan sesuatu kepada orang lain, tetapi kita juga belajar untuk mendengarkan, memahami, dan merasakan beban sesama kita.

“Salah satu kebahagiaan yang pernah saya alami.ketika pimpinan memberi pujian atas karyaku,” kata seorang sahabat.

“Rasanya semua perjuangan selama ini tidak sia-sia. Namun rasa bangga itu mulai memutar ketika banyak umat yang merasa jauh dariku. Proyek dan karya bisa berjalan baik, namun umat aku peras-peras untuk memancarkan program itu.

Saya merasa gagal dan malu, karena pelayanan yang mestinya menjadikan umat sebagai pusat pelayanan malah seakan menjadi kurban.

Dari situ saya banyak belajar, bahwa karya pelayanan yang baik harus selalu didasari doa bukan hanya mengikuti kebiasaan dan spontanitas.

Sejak saat itu, saya terus menjalani pelayanan dengan hati yang terbuka, siap untuk belajar dan bertumbuh, baik dari Tuhan maupun dari orang-orang di sekitar kita. Dengan cara ini, pelayananku menjadi lebih berarti dan berbuah. Bukan hanya dalam hasil, tetapi dalam cinta yang aku persembahakan,” ujarnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata:”Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu.

Yesus menyambut mereka dengan penuh kegembiraan, tetapi Ia juga menekankan pentingnya bersyukur bukan hanya karena kuasa yang diberikan, tetapi karena nama mereka terdaftar di surga. Ini menandakan bahwa identitas kita sebagai anak-anak Allah adalah yang terpenting.

Ketika kita melayani, kita sering kali melihat hasil yang nyata: orang disembuhkan, hati diubah, dan hubungan dipulihkan. Namun, seperti yang diingatkan Yesus, kita perlu menjaga fokus kita pada hubungan kita dengan Tuhan.

Kadang mungkin kita mudah terjebak dalam pencarian kesuksesan atau pengakuan, padahal yang utama adalah hidup dalam kasih dan pengabdian kepada-Nya.

Kemudian, Yesus menegaskan bahwa banyak nabi dan raja ingin melihat dan mendengar apa yang kita alami, tetapi mereka tidak mendapat kesempatan itu.

Hal ini menunjukkan betapa beruntungnya kita yang hidup dalam waktu ini, di mana kita memiliki akses langsung kepada kasih dan pengajaran Kristus.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku bisa lebih bersyukur atas identitasku sebagai pengikut Kristus?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here