Ketika Perpisahan Terasa Berat

0
453 views
Ilustrasi - Beratnya perasaan saat harus berpisah. (Ist)

acaan 1: Yes 50:4-7
Bacaan 2: Flp 2:6-11
Injil: Luk 22:14 – 23:56

DALAM kehidupan tidak ada yang abadi, ada pertemuan dan juga perpisahan. Hampir di setiap perpisahan selalu ada kesedihan serta kenangan.

Perpisahan mungkin berat untuk dijalani karena merupakan saat-saat buruk dan butuh waktu pemulihannya. Namun saya percaya, ada rancangan indah di masa mendatang. Selalu ada harapan dalam perpisahan.

Perpisahan bukanlah melulu simbol kesedihan.

Dalam bacaan injil dikisahkan betapa sedihnya Yesus yang tahu akan berpisah dengan para murid-Nya. Tuhan Yesus akan memulai serangkaian kisah sengsara untuk dijalani sebagai konsekuensi taat melaksanakan kehendak Bapa-Nya.

Ada nubuat bagi Yudas yang akan mengkhianati-Nya, juga nubuat bagi Petrus yang akan menyangkal-Nya sebanyak tiga kali sebelum ayam berkokok.

Yesus mendoakan Petrus agar imannya segera pulih dan lalu memimpin para pengikut-Nya.

Ada pesan khusus dari Tuhan Yesus untuk selalu mengenang-Nya,

“Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.”

Ada juga kisah pengadilan yang tidak adil dan tak mampu membuktikan kejahatan kriminal yang dituduhkan kepada-Nya. Namun oleh rasa benci, keadilan harus diperkosa untuk mempersalahkan-Nya.

Kisah berakhir dengan penyaliban Tuhan Yesus, yang bagi orang Yahudi merupakan cara mati terkutuk. Namun bagi Yesus dan orang Kristiani, salib justru membawa kemenangan.

Meski memiliki kesetaraan dengan Allah, Tuhan Yesus tak sedikit pun ingin menggunakannya serta mempertahankannya di dunia.

Yesus Kristus meraih kemenangan-Nya (Flp 2:9-11), justru lewat pengosongan dan pengorbanan diri-Nya sendiri.

Yesaya menubuatkan bagaimana Allah mempersiapkan Yesus Kristus untuk menjalankan tugas Mesianik-Nya. Ia dilatih seperti seorang murid yang harus mendengarkan dan melaksanakan ajaran “Sang Guru”.

Setelah lulus, seorang murid wajib melaksanakan ajaran “Sang Guru”, berkata-kata tentang kebenaran, siap ditolak dan dihabisi.

“Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku, ketika aku dinodai dan diludahi.”

Demikian nubuat Nabi Yesaya.

Pesan hari ini

Lewat perpisahan mati di kayu salib, Yesus menjanjikan keselamatan bagi seluruh umat manusia. Perpisahan tidak melulu merupakan simbol kesedihan, namun selalu ada harapan.

Pengikut Yesus adalah murid yang harus siap diajar, mendengarkan dan taat melaksanakan ajaran-Nya.

“Perpisahaan memang tak pernah mudah karena sifat dasar manusia ingin memiliki bukan melepaskan. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here