Keuskupan Agung Makassar: Pemberkatan Gereja St. Albertus Agung Tanjung Bunga

0
2,339 views
Bapak Uskup Keuskupan Agung Makassar Mgr. John Lidu Ada'.

MINGGU, 29 Januari 2017 lalu, Gereja Katolik Santo Albertus Agung Tanjung Bunga Paroki Santo Yakobus Mariso, Kevikepan Makassar, Keuskupan Agung Makassar (KAMS) diberkati oleh Bapak Uskup Agung KAMS Mgr. John Liku-Ada’. Perayaan Ekaristi dan Pemberkatan Gereja dihadiri RP Stephanus Tarigan CICM (Vikjen KAMS), RD  Paulus Tongli (Sekretaris KAMS), RD Alex Lethe (Vikep Makassar), RD Samson Bureny (Vikep SulBar), RD. Leo Paliling (Pastor Paroki), RD Agustinus Kalepe’ (Pastor Kapelan), dan beberapa imam lain yang turut pula hadir.

Perayaan Ekaristi Kudus bertema “Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku” (Yoh 2: 17) yang bermakna bahwa Yesus menyatakan cinta-Nya kepada Bapa dengan membersihkan Bait Suci dari berbagai penyalahgunaan. Tema tersebut kiranya dapat menjadi gambaran suasana hati dan semangat hidup serta kecintaan yang total pada rumah Tuhan yang menjadi Roh penyemangat bagi seluruh umat di Quasi Paroki Santo Albertus Agung Tanjung Bunga.

Gunung Kandora

Roh cinta akan rumah Tuhan itu menyemangati umat baik dalam menyelesaikan gedung gereja, maupun kecintaan yang total untuk rumah Tuhan yang juga nampak dalam pembangunan iman umat yang sangat hidup dalam setiap rukun yang ada yaitu Rukun Santo Mikael, Santo Albertus Agung, Santo Philipus, Santo Yohanes Rasul dan Penginjil serta Bunga Mawar Yang Gaib.

Gelora hidup menggereja di tiap-tiap rukun yang ada dalam wilayah Quasi Tanjung Bunga memang sudah berjalan dengan baik karena telah disiapkan dan secara terus-menerus selalu berkoordinasi dengan Pengurus Depas Paroki Santo Yakobus Mariso.

Pemberkatan Gereja St. Albertus Agung Paroki Tanjung Bunga, Kevikepan Makassar.

Jalan menuju Gereja Katolik Santo Albertus Agung adalah Jalan Gunung Kandora. Nama jalan Gunung Kandora berasal dari Kabupaten Tana Toraja tepatnya di Kecamatan Mengkendek. Nama asli dari Gunung Kandora adalah Buntu Kandora, dalam bahasa Toraja Buntu berarti gunung dan Kandora berarti karst (batuan kapur).

Nama ini memang sangat pantas untuk Gunung Kandora karena sebagian besar wilayah gunung ini merupakan batuan karst. Secara khusus nama jalan tersebut diberikan oleh Mgr. John Liku-Ada’ karena konon ada kisah mengenai Puang Pindakati dalam versi Toraja dikatakan adalah anak bangsawan di Biduk di daerah Gunung Latimojong sebelah timur yang kemudian kawin dengan Puang Sawerigading saudara sepupuh sekalinya juga, cucu Tomanurung Batara Guru di Luwu.

Puang Pindakati meninggal dunia pada masa ia hamil muda. Sawerigading pergi ke Puya karena rindunya pada Pindakati kekasih dan istrinya yang pertama. Dalam Perjalanan mereka pulang ke dunia, lalu Pindakati bersalin diperbatasan Puya (dunia orang mati) dengan dunia, yang melahirkan seorang bayi wanita yang diberi nama “Jamallomo” (artinya: yang lahir dari ibu yang telah meninggal dunia; mallomo artinya ‘menjelma’).

Jamallomo kemudian kawin dengan Puang Samang, cucu Tomanurung Puang Tamborolangi’ di Kandora dan melahirkan anak-anak yang menjadi leluhur pemimpin adat di daerah Tallu Lembangna (Makale-Sangalla-Mengkendek), dan di daerah Tallu Batupapan (Alla’-Malua’-Buntu Batu) di Enrekang.

Database

Hingga akhir tahun 2016, jumlah umat yang tercatat dalam database system di Paroki Mariso adalah 717 jiwa dengan jumlah keluarga 185 kk dengan rincian sebagai berikut:

  • Rukun Santo Mikael berjumlah 24 kk 109 jiwa
  • Santo Albertus Agung 53 kk 212 jiwa
  • Santo Philipus 28 kk 101 jiwa
  • Santo Yohanes Rasul dan Penginjil 30 kk 112 jiwa
  • Bunga Mawar Yang Gaib 50 kk 183 jiwa.

Kerjasama yang baik dari Pastor Paroki, Dewan Pastoral Paroki, Koordinator Wilayah dan Dewan Stasi Gereja Tanjung Bunga menjadikan proses hidup beriman di rukun-rukun menjadi semakin hidup dan berkembang. Beberapa kegiatan yang telah ada di rukun seperti: doa/ibadat rukun, doa rosario, latihan koor, pertemuan OMK, dan Sekami.

Keteladanan Sang Guru Agung, Albertus yang memberikan keteladanan kepada semua orang bahkan ia memiliki murid yang sangat terkenal yakni Santo Thomas Aquinas. Tulisan, keteladanan, kecerdasan, sikap bijaksana, penguasaan segala ilmu yang berguna bagi semua khalayak dan kesucian hidup menjadikan Albertus sungguh adalah seorang yang agung sebagaimana gelar yang telah dianugerahkan kepadanya.

Rumah doa

Secara pribadi kita disadarkan bila sedang berada dalam rumah doa, didalam gereja. Kita mesti jujur bahwa kadang sikap dan perbuatan kita bisa mencemarkan Rumah Allah. Kadangkala ada yang makan sewaktu perayaan Ekaristi, kadang juga ‘gereja’ bisa menjadi ‘pasar’, tempat ngobrol, main hp, tidur, dan lain sebagainya. Sikap-sikap inilah yang hendak dikoreksi oleh Tuhan Yesus.

Melalui tema “Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku” kita diingatkan bahwa diri kita adalah Bait Allah. Dalam hidup kita Tuhan menunjukkan kepada kita bahwa betapa tinggi nilai badan kita. Betapa Dia menciptakan kita sangat baik adanya, bahkan secitra dengan-Nya maka patutlah bagi kita untuk senantiasa menjaga martabat kita yang suci dan luhur, serta menghindari hal-hal yang merendahkan martabat dan badan kita untuk selalku melaksanakan perintah dan kehendak Allah.

Mencintai dan menghargai alam yang merupakan karya penciptaan dan tempat kehidupan manusia. Kita adalah Bait-Nya. Karena itu sudah layak dan sepantasnya membiarkan Tuhan sungguh-sungguh diam dan bertahta dalam kehidupan kita yang nyata di dunia ini.

Semoga kita dapat selalu berdoa dengan mendaraskan: “Ya Tuhan ajarilah aku untuk menjaga kesucian hatiku dan kesucian rumah doa kami.”

Santo Yakobus, doakanlah kami. Santo Albertus Agung, doakanlah kami. Amin.

Kredit foto: Tri Suswanto Saptadi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here