Keuskupan Sanggau: Tahbisan Diakon Empat Saudara Kapusin Provinsi Pontianak di Paroki Pusat Damai

0
1,673 views
Para diakon baru Ordo Kapusin Provinsi Pontianak usai acara tahbisan diakonat mereka di Gereja St. Maria Tak Bernoda - Paroki Pusat Damai, Keuskupan Sanggau, Kalbar. (Ist)

DI Gereja St. Maria Tak Bernoda – Paroki Pusat Damai tanggal 15 September 2017 telah berlangsung misa seremonial acara pentahbisan diakonat empat orang Frater Kapusin oleh Bapak Uskup Keuskupan Sanggau (Kalbar): Mgr. Giulio Mencuccini CP.

Misa tahbisan diakonat ini berlangsung khidmat dan Bapak Uskup di altar bersama  Minister Provinsial Ordo Fransiskan Kapusin (OFMCap) Provinsi Pontianak Pastor Amandus Ambot OFMCap dan Pastor Fritz Budmiger OFMCap,  Pastor Paroki Maria Tak Bernoda Pusat Damai. Sejumlah pastor lain juga ikut bersama di altar sebagai konselebran.

Undangan tahbisan diakonat empat frater Kapusin Provinsi Pontianak. (Ist)

Motto tahbisan diakonat untuk  ke-4 Frater Kapusin berbunyi: “Bersukacitalah dalam Pengharapan, Sabar dalam Kesesakan dan Bertekunlah dalam Doa” (Rom. 12:12).

Motto ini merupakan inti nasehat dan pesan bagi ke 4 Frater sebagaimana telah diamanatkan oleh kedua orangtua mereka masing-masing.

Keempat diakon baru Ordo Fransiskan Kapusin Provinsi Pontianak itu adalah:

  • Fr. Romanus Rusdi OFMCap.
  • Fr. Fridolinus Andat OFMCap.
  • Fr. Celestinus Joni OFMCap.
  • Fr. Ferdinandus Rufinus OFMCap.
Uskup Pentahbis memanggil satu per satu nama calon diakon sebelum akhirnya menerima tahbisan diakonatnya di Gereja St. Maria Tak Bernoda – Paroki Pusat Damai, Keuskupan Sanggau – Kalbar. (Ist)
Empat diakon baru Ordo Kapusin Provinsi Pontianak yang menerima tahbisan diakonatnya di Paroki Pusat Damai, Keuskupan Sanggau tanggal 15 September 2017. (Ist)

“Itu karena para orangtua itu sudah berketetapan menyerahkan anak-anak mereka kepada Gereja melalui Ordo Kapusin Provinsi Pontianak,” demikian ungkap Bapak Uskup Keuskupan Sanggau Mgr. Giulio Mencuccini –satu-satunya Uskup berdarah Eropa di Indonesia dalam homilnya yang langsung disambut tepuk tangan meriah umat.

Panggilan menjadi seorang diakon adalah suatu rahasia yang tak terselami oleh pemikiran manusia. Itu karena Tuhanlah yang memilih seseorang menjadi diakon dan bukan pertama-tama atas kemauannya sendiri dengan mengandalkan kemampuan dan kepandaiannya.

Orangtua masing-masing diakon mengenakan atribut diakonat kepada anaknya. (Ist)

Tugas diakon

Tugas seorang diakon, kata Bapak Uskup,  antara lain adalah mewartakan Injil, meyakinkan orang menjadi umat Allah dengan melakukan pembabtisan, memimpin berbagai upacara liturgi, melambungkan doa pujian dan permohonan dalam ibadat harian. Ini  bukan hanya untuk umat Allah saja,  melainkan untuk seluruh umat manusia.

Diakon adalah pelayan sabda, pelayan altar, pelaku karya amal kasih. “ Itulah ketiga pelayanan khusus dari seorang diakon,” kata Monsinyur.

Selibat dihayati dan hidup rohani dijalani –semua itu  akan membuat persatuan yang mesra dan mendalam dengan Kristus.

“Kalian harus dapat mengasihi Kristus lebih dari yang lain dan kasih itu harus nampak lebih dulu dalam kehidupan Anda dan kemudian  akan muncul dengan sendirinya dalam pewartaan,” demikian ujaran singkat dalam homili  singkat Bapa Uskup kepada keempat diakon baru Kapusin Provinsi Pontianak yang menerima tahbisan diakonatnya di Gereja St. Maria Tak Bernoda – Paroki Pusat Damai, Keuskupan Sanggau, Kalimantan Barat.

Ucapan selamat dari Monsinyur kepada para diakon baru Ordo Kapusin Provinsi Pontianak. (Ist)
Empat diakon baru Ordo Fransiskan Kapusin (OFMCap) Provinsi Pontianak. (Ist)

 

 

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here