TEPAT pada tanggal 29 Juni 2016 lalu, Kongregasi Suster Santo Augustinus dari Kerahiman Allah –biasa disebut OSA– resmi membuka karya pendidikan berasrama di Kota Sintang, Kalbar.
Untuk bisa sampai di Sintang, perlu terbang selama kurang lebih satu jam dari Pontianak, Ibukota Provinsi Kalbar.
Badau
Tahun-tahun sebelumnya, karya pendidikan berasrama semacam itu sudah ada di Badau, sebuah wilayah di garis perbatasan Kalbar dan Serawak di Malaysia Timur.
Karya OSA di bidang pendidikan asrama di Badau berlangsung selama kurang lebih 11 tahun.
Karena kurang berkembang, karya tersebut akhirnya dipindah ke Kota Sintang. Maka di tahun 2016 itulah, karya pendidikan asrama St. Virginie di Sintang itu mulai berkiprah awal.
Di Kota Sintang inilah, OSA mulai pelan-pelan membuka pendidikan berasrama sekaligus menangani karya pendidikan formal yang dipercayakan oleh Keuskupan Sintang.
Di sekolah-sekolah berasrama inilah, anak-anak dari pedalaman Keuskupan Sintang datang “ke kota” untuk bisa bersekolah.
Agar mutu pendidikan dan pembinaan terjamin, mereka “diasramakan” karena letak posisi rumah mereka dengan sekolah amat-amat jauh.
Makin banyak
Setiap tahunnya, jumlah anak yang tinggal di asrama cenderung semakin banyak. Saat ini, jumlah penghuni asrama St. Virginie di Kota Sintang ada 38 anak.
Di sinilah anak-anak diasuhdan dibimbing iman oleh para suster OSA dengan melatih mereka agar hidup disiplin dan tertib diri.
Merayakan Natal
Natal memang sudah usai, tapi gema sukacita pesta Kelahiran Tuhan masih terasa di kompleks Asrama St. Virginie Sintang.
Usai liburan Natal dan berkesempatan pulang ke rumah mereka masing-masing jauh dari “pusat kota” di Sintang, maka Natalan bersama khas anak-anak asrama baru dilakukan setelah pulang kembali ke sekolah.
Natalan khas anak-anak asrama ini berlangsung bersama dua suster OSA yang membimbing mereka: Sr. Leonarda OSA, Sr. Yoanita OSA, dan Sr. Ignatia OSA.
Bertindak sebagai pemimpin ibadat pembuka acara adalah Sr. Ignatia, mantan Pemimpin Umum Kongregasi Suster OSA.
Untuk sedikit memeriahkan suasana, semua peserta memakai topi ala Sinterklas.