“SAYA ikut saja tanpa banyak bertanya sama Tuhan,” kata imam tahbisan diosesan Keuskupan Tanjung Selor tahbisan anyar Romo Frederikus Nono Pr.
Di awal tahun 2023 ini, Keuskupan Tanjung Selor (KTS) patut berbahagia dan bersyukur. Pasalnya, Tuhan kembali mengutus seorang “gembala-Nya” untuk melayani dan berkarya bersama Uskup, para imam, dan umat di KTS. Hal ini ditandai dengan upacara penahbisan imam baru, Romo Fredirikus Nono menjadi imam diosesan baru KTS.
Ekaristi tahbisan imam ini dilaksanakan di Gereja St. Gabriel Paroki Nunukan, Kalimantan Utara, Kamis, 26 Januari 2023. Penerimaan Sakramen Imamat atas Romo Ferry diterimakan oleh Uskup KTS Mgr. Paulinus Yan Olla MSF.
Perayaan ini dihadiri pula oleh para imam dan para biarawan-biarawati yang berkarya di KTS. Selain umat Paroki St. Gabriel, Nunukan, hadir pula para tamu undangan sebagai perwakilan umat dari paroki-paroki yang ada di KTS.
Sumber bahagia
Romo Ferry menyampaikan kebahagiaan dan kebanggaannya usai menjadi imam tertahbis. Ia mengungkapkan, kebahagiaan yang dirasakannya bukan sebagai kebanggaan diri. Namun lebih dari itu adalah kebanggaan bersama umat dan keluarga.
Kebanggaannya akan antusias umat selama masa persiapan hingga hari pelaksanaan yang penuh semangat dan saling bekerjasama dalam upaya kesuksesan acara ini.
Berkaitan dengan motto tahbisan, “Mari, ikutlah Aku.” (Mrk. 1:17), Romo Ferry mengatakan demikian.
“Saya melihat bahwa pada saat Yesus memanggil para murid, tidak ada sedikit pun keraguan pada mereka untuk mengikuti Yesus. Mereka tidak pernah berfikir dan bertanya nantinya akan seperti apa. Hanya keyakinan yang ada dalam hati para murid, sehingga mereka langsung meninggalkan jalanya dan mengikuti Yesus.”
Ia kemudian melanjutkan, “Sikap para murid ini yang menjadi bahan refleksi saya sebagai imam diosesan(imam praja keuskupan). Saya akan selalu berusaha menunjukkan ketaatan kepada Bapa Uskup sebagai pimpinan dalam pelayanan saya ke depan.
Inilah bentuk penyerahan diri saya kepada Tuhan dan kepada umat, yaitu ketika saya dipanggil dan menghidupi panggilan ini, saya ikut saja tanpa banyak bertanya sama Tuhan. Karena jalan Tuhan pasti yang terbaik.”
Gembala umat yang baik
Dalam homilinya, Uskup Mgr. Yan Olla MSF juga menyampaikan, bahwa tugas seorang imam adalah tugas penggembalaan.
“Gembala yang baik, adalah yang berjalan di depan domba-dombanya. Ia menuntun domba-dombanya kepada sumber-sumber air, padang rumput, dan makanan yang baik”, ungkapnya.
Uskup Mgr. Yan Olla MSF mengungkapkan harapannya agar para imam juga mampu menghayati mental seorang gembala yang baik.
- Gembala yang mampu memberi rasa aman dan rasa percaya dari umat.
- Gembala yang mampu menuntun umat dengan sumber-sumber makanan rohani.
- Gembala yang mampu menjadi pemimpin dalam segala karya dan pelayanan sebagai seorang imam di paroki-paroki yang ada di KTS.
Perayaan syukur ini kemudian dilanjutkan dengan ramah-tamah yang dihadiri oleh Bupati Kabupaten Nunukan, Kaltara, Hj. Asmin Laura Hafid SE, MM, Ph.D.
Hadir pula, Komandan Distrik Militer (Dandim) 0911, Nunukan, Letkol (Inf) Albert Frantesca M.Han.
Baca juga: Temu Pastores Keuskupan Tanjung Selor 2023 di Nunukan, Provinsi Kaltara (1)