Khotbah Bagus, Tapi Perilaku Hangus

1
375 views
Ilustrasi - Integritas pribadi by FreeMag

ADA mitos yang mengatakan dalam bisnis yang ‘bersih’ tak mungkin bisa sukses berkelanjutan. Maka, ada orang yang menjadi berkepribadian ganda: pribadi sebagai pebisnis beda dengan pribadi di luar kegiatan bisnis.

Orang tersebut mungkin jadi aktivis Gereja, tetapi menabrak segala etika dalam keseharian berbisnis.

Menjaga integritas diri

Jelas tidak sinkron antara kata ‘suci’ yang keluar dari mulutnya, ketika memimpin doa lingkungan dengan perbuatannya. Bercabang, tidak utuh. Itulah integritas yang rusak.

Integritas berasal dari kata Latin integer yang artinya keutuhan.

Rupanya kepribadian terpecah seperti itu tidak hanya melanda umat, tetapi juga pemimpin umat alias gembala-gembala jemaat seperti imam atau religius lain.

Perilaku imam tak terpuji

Dua pekan lalu penulis mendapat syering dari seorang suster pimpinan komunitas salah satu tarekat di Bali, suatu yang  kisah aneh bin ajaib yang sayangnya nyata terjadi.

Suster cerita tentang seorang imam yang baru tahbisan satu tahun, dikenalkan oleh seorang biarawan lain untuk inap di biara, kalau melakukan perjalanan ke Bali. Suster dengan tangan terbuka menyambut sang gembala tinggal selama dua pekan di biara tanpa biaya.

Sang imam -setelah sehari tinggal di biara- merasakan masakan enak sederhana suster, rupanya tidak puas; lalu minta agar ada lauk daging tiap kali makan. Suster penuhi, walaupun mereka harus menambah anggaran dapur. Dan permintaan itu bukan sekali, tapi diminta tiap hari ada daging dalam menu yang disajikan untuknya.

Selama tinggal di biara, sang imam beberapa kali memimpin misa di kapel. Setiap kolekte yang terkumpul semuanya diberikan suster kepadanya.

“Khotbahnya bagus, pastor ini memang seorang dosen juga,” begitu komentar suster.

Waduh, imam dan dosen, semua profesi mulia.

Hidup manja

Suster yang iba hati menghadiahkan beberapa kaus baru untuk sang imam, karena melihat selama 4 hari kaus yang dipakai sama terus. Bahkan suster memberikan segala jenis sabun untuknya, dari sabun mandi sampai sabun cuci baju.

Ada umat yang rutin mengikuti misa di kapel mengajak sang imam makan enak di resto mahal dan diajak ke toko batik premium – dibayari tentunya.

Sang imam yang juga dosen itu, dengan inteleknya memborong buku-buku untuk perkuliahannya. Buku yang dibeli melebihi jatah bagasinya maka dia minta tolong untuk dikirim ekspedisi ke daerahnya tanpa memberikan dana.

Karyawan biara membantu membawa paket tersebut ke ekspedisi, dapat info biaya hampir 2 juta rupiah. Ketika diminta uang kirim, sang imam memberikan dana 500 ribu saja, maka paket tidak jadi dikirim.

Benar-benar imam yang ajaib. Padahal berasal dari daerah dimana dana dengan royal berseliweran.

Khotbah yang bagus, tapi perilaku hangus, apa gunanya?

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here